Wajib Tahu! Wanita Menopause yang Berolahraga Teratur Berisiko Rendah Terkena Osteoporosis, Waspadalah!

2 April 2022, 12:00 WIB
Ilustrasi Menopause /STUDIO GRAND OUEST/Shutterstock / STUDIO GRAND OUEST

GALAJABAR - Saat ini, makin banyak wanita dengan usia harapan hidup hingga 79 tahun mendorong kemungkinan penderita osteoporosis juga makin meningkat. Penyakit osteoporosis pada wanita menopause akan menyebabkan menurunnya kualitas hidup hingga dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Vita Murniati Tarawan, dr., Sp.OG., M.Kes., AIFO, S.H., menjelaskan, osteoporosis pada wanita menopause dihasilkan dari resorpsi tulang yang berlebihan dibandingkan pembentukan tulang.

Berhentinya haid secara permanen akan menurunkan fungsi folikel dan menurunkan hormon estrogen (estradiol).

Baca Juga: Transformasi TV Digital Hasilkan Pendapatan Negara Triliunan, Jabar konsumen penyiaran terbesar di Indonesia

“Hormon estrogen ini berperan menjaga keseimbang resorpsi dan pembentukan tulang,” kata Prof. Vita saat membacakan orasi ilmiahnya berjudul “Hubungan Kadar Estradiol, Interleukin-6, dan Insulin-Like Growth Factor-I Serum dengan Densitas Tulang Pada Wanita Menopause yang Berolahraga Teratur dan Berolahraga Tidak Teratur: Suatu Studi Mengenai Patogenesis dan Uji Diagnostik”.

Prof. Vita memaparkan, hormon estrogen berfungsi mencegah keropos tulang dengan mengurangi produksi sitokin proinflamatori seperti interleukin-1, interleukin-6 (IL-6), dan tumor necrosis factor alpha oleh sumsum tulang dan sel tulang.

"Selain penurunan hormon estrogen, hormon lain yang juga akan menurun seiring bertambahnya usia, yaitu insulin-like growth factor-I (IGF-I). Hormon IGF-I tersebut akan mempengaruhi penurunan densitas tulang," katanya dikutip dari laman unpad.aac.id, Sabtuil 2022.

Baca Juga: Hari Peduli Autisme Sedunia,di Jabar Ada 27.600 Penyandang Disabilitas, Atalia: Tetap Semangat untuk Berkarya 

Dikatakan, penurunan dari IGF-I akan memberikan efek yang merugikan pada otot, tulang, fungsi jantung dan kognisi. “Proses osteoporosis dapat diperlambat dan diobati dengan berolahraga. Olahraga penting dalam osteogenesis fisiologis tulang,” kata Prof. Vita.

Dalam risetnya, Prof. Vita membandingkan perbedaan hubungan, faktor risiko, deteksi dini, dan peluang kadar estradiol, IL-6, IGF-I serum terhadap kepadatan (densitas) tulang pada wanita menopause yang berolahraga teratur dengan yang berolahraga tidak teratur.
Menurutnya, pemeriksaan kadar estradiol, IL-6, dan IGF-I serum ini merupakan yang paling sensitif, sehingga dapat digunakan sebagai alat uji diagnostik dalam mendiagnosis osteoporosis.

“Untuk menurunkan angka kejadian osteoporosis, maka penyakit ini harus diketahui sedini mungkin,” ujarnya.

Baca Juga: Unisba Miliki Observatorium Albiruni, Warek III: Bisa Tingkatkan Rekognisi dan Internasionalisasi Unisba

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode pemeriksaan hormonal dan sitokin. Pemeriksaan hormonal yang dilakukan adalah pemeriksaan kadar estradiol serum dan kadar IGF-I serum, sedangkan pemeriksaan sitokin yang dilakukan adalah pemeriksaan kadar IL-6 serum.

Melalui analisis regresi logistik ganda hubungan secara simultan antara kadar estradiol, IL-6, IGF-I, dan olahraga teratur, ditemukan bahwa wanita menopause yang berolahraga tidak teratur memiliki risiko terjadinya osteoporosis 4,67 kali lebih besar dibadingkan dengan wanita menopause yang berolaharaga teratur. S

Secara detail, wanita menopause yang berolahraga teratur dengan kadar estradiol lebih dari 16,38 pg/mL, kadar IL-6 kurang atau sama dengan 1,661 ng/mL, dan kadar IGF-I lebih dari 69 ng/mL mempunyai peluang terjadinya osteoporosis sebesar 16,3%.

Baca Juga: Waspada! Hujan Diguyur Hujan dari Siang hingga Malam Hari: Prakiraan Cuaca Wilayah Jabar Sabtu, 2 April 2022

Sementara pada wanita menopause yang berolahraga tidak teratur dengan kadar estradiol, kadar IL-6, dan kadar IGF-I yang sama mempunyai peluang terjadinya osteoporosis 47,6%.
Wanita menopause yang berolahraga teratur dengan kadar estradiol kurang dari atau sama dengan 16,38 pg/mL, kadar IL-6 kurang dari atau sama dengan 1,661 ng/mL, dan kadar IGF-I lebih dari 69 ng/mL mempunyai peluang terjadinya osteoporosis sebesar 19%.

Pada wanita menopause yang berolahraga tidak teratur dengan kadar estradiol, kadar IL-6, dan kadar IGF-I yang sama mempunyai peluang terjadinya osteoporosis 52,2%.

“Pada kondisi kadar estradiol yang rendah, kadar IL-6 yang tinggi, dan kadar IGF-I yang rendah beresiko terjadinya osteoporosis,” kata Prof. Vita.

Orasi ilmiah tersebut dibacakan berkenaan Penerimaan Jabatan Guru Besar bidang Ilmu Fisiologi pada FK Unpad dalam upacara pengukuhan yang digelar di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Kamis 31 Maret 2022. ***

 

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Tags

Terkini

Terpopuler