Jurnalis Nyantri, Cara Pewarta di Bandung Memoles Diri di Bulan Suci Ramadhan

10 April 2023, 18:24 WIB
Jurnalis Nyantri, Cara Pewarta di Bandung Memoles Diri di Bulan Suci./IST /

GALAJABAR - Para pewarta di Kota Bandung pada Senin, 10 April 2023 dibuat fokus mendapat siraman rohani dari pengurus pondok pesantren. Mereka melupakan tugas keseharian, wawancara, kejar mengejar narasumber hingga menulis naskah berita,

Pewarta yang tergabung Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Jawa Barat ini mengikuti kegiatan bertajuk Jurnalis Nyantri. Kegiatan berlansung di Pondok Pesantren Ulul Albab di Bojong Koneng, Kecamatan Cimenyan, Kota Bandung.

Pewarta televisi yang sehari-hari sibuk dengan aktivitas jurnalistik harus meninggalkan dulu kesibukannya. Mereka berbaur dengan para santri yang ada di pesantren tersebut serta mengikuti aktivitas yang biasa dilakukan santri-santri itu.

Jurnalis Nyantri, Cara Pewarta di Bandung Memoles Diri di Bulan Suci./IST

Baca Juga: Novel Baswedan: Selama KPK Berdiri, Baru Firli Bahuri yang Ketika Rapat Ditinggal Pergi Pegawai KPK

Pembekalan keagamaan jadi fokus utama dari kegiatan ini. Seluruh anggota IJTI Jabar yang hadir mendapat transfer knowledge dari para ustadz di Ponpes Ulul Albab.

Ketua IJTI Jawa Barat Iqwan Sabba Romli mengatakan, ini adalah tahun ketiga Jurnalis Nyantri diselenggarakan demi memberikan warna baru dalam kehidupan sehari-hari seorang jurnalis sekaligus ajang memoles diri di bulan yang suci.

"Ini kegiatan rutin IJTI Jabar sekarang Jurnalis Nyantri ketiga, kenapa santri karena teman-teman jurnalis ini setiap hari selalu berkutat dengan kegiatan kejurnalistikan," tuturnya.

"Kami di bulan Ramadan memanfaatkan waktu satu hari di ponpes untuk mengaji, memberikan nilai manfaat mencari ilmu keagamaan bersama santri, intinya menempa ilmu agamanya," tambahnya.

Baca Juga: Rekayasa Lalu Lintas Jalan Satu Arah Selama Arus Mudik Lebaran 2023, Ini Lokasi dan Waktunya

Transfer ilmu

Jurnalis Nyantri, Cara Pewarta di Bandung Memoles Diri di Bulan Suci./IST

IJTI Jabar juga turut memberikan pengetahuan soal jurnalistik kepada santri di Ponpes Ulul Albab. Santri-santri disana diajarkan cara bagaimana menjadi seorang jurnalis, mengambil gambar hingga menulis naskah berita.

"Kita bukan cuma menimpa ilmu untuk jurnalis tapi kita juga mentransfer ilmu jurnalistik kepada para santri memberikan pemahaman, bagaimana cara mengambil gambar, menjadikan sebuah informasi itu jadi sebuah pemberitaan yang baik, dan menjadi seorang jurnalis yang baik kepada santri," papar Iqwan.

Selain itu, IJTI Jabar juga turut mengkampanyekan pentingnya budaya literasi kepada santri di era digitalisasi informasi. Menurut Iqwan, kalangan santri kerap 'dilupakan' soal pemahaman digital, karena itulah, IJTI hadir.

"Kita juga memberikan ilmu literasi informasi dan digital, sekarang era disrupsi informasi, santri harus paham apa itu literasi informasi yang kerap dibelakangkan di bidang ini. Makanya kita hadir untuk memberikan literasi ini," jelasnya.

Pengurus Ponpes Ulul Albab, Syahrul Ramdani mengungkapkan kehadiran para jurnalis begitu disambut antusias santri. Sebab ini jadi pengalaman pertama para santri bisa tahu secara langsung proses pembuatan berita.

Baca Juga: Tata Cara Shalat Tarawih Sendiri dengan Formasi 4-4-3 dan 2-2-2-2-2-2-1 Ala Muhammadiyah

"Dari awal begitu antusias dari para santri dan jadi pengalaman baru terkait bagaimana dari awal pembuatan berita dan aturannya sebagai jurnalis dan ternyata anak-anak jadi tahu, tidak semudah yang dipikirkan (membuat berita)," ujarnya.

Menurutnya sebanyak 186 santri yang ada tampak semangat mengetahui dunia jurnalistik. Selain mendapat pengalaman baru, santri-santri juga banyak mendapat informasi tambahan yang selama ini tidak pernah diketahui.

"Karena keterbatasan sarana sehingga informasi yang didapat jadi kurang sehingga kedatangan jurnalis memberikan ilmu banyak sehingga membantu kami memahami segala sesuatu yang tidak kami ketahui," tambah dia.

Di tempat yang sama, Kabid IKP Diskominfo Jabar Faiz Rahman menambahkan, apa yang dilakukan IJTI Jabar ini adalah hal positif yang tidak banyak dilakukan oleh organisasi profesi. Pasalnya, transfer knowledge melalui kegiatan Jurnalis Nyantri ini begitu berdampak langsung kepada masyarakat.

"Knowledge yang ditransfer ini seputar jurnalisme dan sebaliknya dengan Jurnalis Nyantri ini secara nilai dari pesantren memberikan efek sebaliknya, mewarnai nilai organisasi bahwa IJTI jabar mengedepankan asas kebermanfaatan kepada masyarakat dan ini jarang ditemui di sebuah organisasi profesi, outputnya langsung kepada masyarakat," tandasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler