SMP LB BPI Ibun Kabupaten Bandung Siap Gelar Ujian Sekolah, Dilaksanakan di Sekolah dan Rumah

- 16 April 2021, 19:35 WIB
Kepala SLB BPI Ibun Rini Nuraeni, A.Md, TW., S.Pd., (kanan) dan pengelola lainnya saat mempersiapkan berbagai teknis pelaksanaan ujian sekolah SMP LB di Kampung Bebedahan Desa Talun Kec. Ibun Kab. Bandung, Jumat  16 Maret 2021.
Kepala SLB BPI Ibun Rini Nuraeni, A.Md, TW., S.Pd., (kanan) dan pengelola lainnya saat mempersiapkan berbagai teknis pelaksanaan ujian sekolah SMP LB di Kampung Bebedahan Desa Talun Kec. Ibun Kab. Bandung, Jumat 16 Maret 2021. /Engkos Kosasih/Galajabar/
GALAJABAR - Sekolah Luar Biasa Bunda Pertiwi Indonesia (SLB BPI) di Kampung Bebedaha,  Desa Talun,  Kecamatan Ibun,  Kabupaten Bandung tengah mempersiapkan pelaksanaan ujian sekolah untuk siswa SMP LB di lingkungan sekolah tersebut.
 
Sebanyak 10 siswa SMP LB yang akan melaksanakan ujian tulis pada Senin-Jumat (19-23/4), dan ujian praktek 26-27 April 2021. 
 
Kepala SMP LB/SLB BPI Ibun Rini Nuraeni, A.Md.TW, S.Pd., mengatakan, 10 siswa SMP LB yang akan mengikuti ujian sekolah itu, dibagi dalam dua bagian pembelajaran.
 
 
"5 siswa mengerjakan lembar soal  ujian tulisnya di sekolah dan 5 siswa lainnya mengerjakan lembar soal ujian tulisnya dengan cara luring atau di rumah masing-masing. Dengan cara luring itu, para guru/pengawas datang ke rumah siswa sambil membawa lembar soal ujian sekolah yang sudah disiapkan,"  kata Rini Nuraeni kepada galajabar di ruang kerjanya SLB BPI Kecamatan Ibun, Jumat  16 April 2021.
 
Rini Nuraeni mengungkapkan, dalam teknis pelaksanaan/penyelenggaraan ujian sekolah SMP LB ini, pemerintah melalui kebijakannya menyerahkan teknis  pelaksanaan ujian itu kepada pihak sekolah.
 
"Termasuk dalam pembuatan soal ujian diserahkan ke pihak sekolah. Sedangkan pihak sekolah  melaporkan peserta yang akan mengikuti ujian ke Dinas Pendidikank Provinsi Jabar, dan dinas terkait akan mengeluarkan nomor peserta ujian," ungkap Rini.
 
 
Menurutnya, dalam pelaksanaan ujian tulis di sekolah, dalam kondisi pandemi Covid-19 ini tak bisa banyak peserta. Sehingga satu ruang9 kelas hanya disiapkan untuk lima siswa/peserta ujian tulis.
 
"Dalam pelaksanannya pun tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sebelum masuk ruang kelas, peserta ujian diharuskan mencuci tangan pakai sabun dan memakai masker maupun face shield yang sudah disiapkan pihak sekolah. Kita juga turut menyiapkan hand sanitizer di masing-masing meja belajar untuk peserta ujian. Posisi kursi duduk peserta ujian pun jaraknya lebih dari satu meter," jelasnya. 
 
Rini menuturkan, lima peserta ujian tulis maupun praktek yang datang ke sekolah itu, yang sangat memungkinkan kondisi fisiknya untuk datang ke sekolah. Sedangkan bagi para siswa yang mengerjakan lembar soal ujian tulis di rumah, karena keterbatasan fisik dan tak ada yang mengantar ke sekolah atau pertimbangan lainnya. 
 
 
"Dalam kondisi normal atau sebelum pandemi Covid-19, bagi siswa yang tak bisa datang ke sekolah, bisa dijemput ke rumahnya oleh pihak sekolah. Namun saat ini, dalam kondisi pandemi Covid-19, sehinggam ada pelayanan khusus dalam teknis pelaksanaan ujian untuk datang ke rumah siswa," tuturnya. 
 
Lebih lanjut Rini Nuraeni, dalam pelaksanaan ujian tersebut, khususnya dalam pembuatan soal disesuaikan dengan kondisi anak. Mulai dari soal ujian maupun pilihan ganda. 
 
"Jadi dalam pembuatan soalnya disesuaikan dengan kondisi pembelajaran keseharian siswa. Khususnya dalam ujian praktek, ada kesamaan dengan sekolah umum," ucapnya. 
 
 
Dikatakan Rini, satu Minggu sebelum pelaksanaan ujian, para siswa sudah melakukan persiapan, selain pihak sekolah menjalin komunikasi dengan masing-masing orang tua siswa. Dengan harapan, persiapan para siswa dalam menghadapi ujian itu sudah terlihat matang. 
 
"Bahkan para siswa seminggu sekali datang ke sekolah untuk menyerahkan tugas dari sekolah yang sebelumnya penugasan itu melalui pesan wahtasapp. Jadi mereka datang ke sekolah seminggu sekali disaat kondisi pandemi Covid-19 ini, untuk menyerahkan tugas satu Minggu sebelumnya. Walau dalam kondisi pandemi, kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung," katanya. 
 
Meski dalam kegiatan pembelajaran itu, imbuhnya, dihadapkan pada berbagai kendala. Di antaranya tidak semua orang tua siswa memiliki handphone, meski untuk kebutuhan kuota sudah difasilitasi oleh pemerintah. 
 
 
"Khusus bagi orang tua yang tak punya handphone, para gurunya datang ke rumah untuk melaksanakan kegiatan belajar di rumah siswa," ungkapnya. 
 
Untuk diketahui oleh masyarakat secara umum, kata Rini, bahwa pada Juli 2021 mendatang mulai memasuki tahun ajaran baru. 
 
"Kami berharap, para orang tua mau menyekolahkan anaknya di SLB BPI ini, khususnya bagi anak yang membutuhkan pelayanan khusus atau keterbatasan fisik," katanya.
 
Dikatakannya, bagi siswa yang sekolah di SLB BPI ini tidak dipungut biaya alias gratis.
 
 
"Tinggal ada kemauan dari orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Sekolahnya pun sudah terakreditasi dibawah binaan Dinas Pendidikan Provinsi Jabar," katanya. 
 
Pengelola SLB BPI pun berharap ada dukungan dari berbagai pihak untuk mendorong para orang tua menyekolahkan anaknya, guna menambah wawasan maupun ilmu pengetahuan bagi siswa yang berkebutuhan khusus.
 
"Soalnya mereka memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan," tukasnya.***
 

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x