Salat Gerhana di Masjid Agung Cimahi Tetap Menerapkan Protokol Kesehatan, Seorang Jemaah Meneteskan Air Mata

- 26 Mei 2021, 20:54 WIB
Pelaksaan salat gerhana bulan di Masjid Agung Kota Cimahi
Pelaksaan salat gerhana bulan di Masjid Agung Kota Cimahi /Laksmi Sri Sundari/Galajabar/
GALAJABAR - Sejumlah masjid di Kota Cimahi melaksanakan salat sunah khusuf, setelah menjalankan salat magrib. Salat sunah khusuf digelar menyusul terjadinya gerhana bulan total atau khusuful qamar, Rabu  26 Mei 2021.

Salah satu masjid yang melaksanakan sh
salat khusuf adalah Masjid Agung Cimahi yang berlokasi di Jalan Amir Machmud.
 
Salat berlangsung dengan khidmat, bahkan ada jemaah yang terharu saat mendengar khutbah yang disampaikan khatib salat gerhana di Masjid Agung Cimahi, K.H. Hafidz Suyuti. Sementara yang bertindak sebagai imam masjid adalah Ustad Khoerudin.
 
Baca Juga: Arab Saudi Batasi Penggunaan Toa Masjid, Pemerhati Sosial: Ini yang Bisa Ditiru, Beranikah Kita?

Pelaksanaan salat gerhana bulan di Masjid Agung Cimahi dilaksanakan sekitar pukul 18.18 WIB usai melaksanakan salat magrib yang diikuti warga setempat. Mengingat masih masa pandemi Covid-19, pelaksanaan salat gerhana pun tetap menerapkan protokol kesehatan.

Seperti yang diungkapkan Ketua DKM Maajid Agung Cimahi, Dadan Darmawan. "Iya kita melaksanakan salat gerhana, tentunya protokoler kesehatan diterapkan secara ketat. Dari mulai datang hingga pelaksanaan salat, semua menerapkan protokol kesehatan. Semua tertib menjaga jarak," katanya.
 
Sementata K.H. Hafidz Suyuti dalam tausiahnya mengajak jemaah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
 
Baca Juga: Khusyuk, Warga Majalaya Salat Sunat Gerhana di Masjiid Agung

"Mari kita pelihara dan kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah
Ta’ala, dengan cara mengikuti setiap perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya," ucapnya.

Menurutnya, manusia adalah makhluk Allah SWT. Demikian pula seluruh hal yang
terdapat pada manusia, semuanya makhluk dan milik Allah SWT
 
"Harta kita, rupa kita, jabatan kita, hidup kita, kematian yang selalu mengintai kita, dan
bahkan diri kita berikut semua yang ada pada tubuh kita, semuanya makhluk
dan milik Allah Ta’ala. Kapanpun Dia menghendaki, pasti Dia akan
mengambilnya tanpa perlu kesetujuan kita. Kita tak punya apapun, kecuali
hanya sebagai akuan saja," terangnya

Menurutnya, manusia diciptakan oleh Allah SWT di muka bumi ini memikul dua tugas
dan kewajiban utama, yaitu beribadah kepada-Nya dan menjadi khalifah
dalam rangka memakmurkan bumi dan memelihara segenap isinya.

Di antara ibadah penting yang dilaksanakan dan diajarkan oleh Nabi SAW
adalah ibadah shalat gerhana.  Nabi SAW bersabda: "
 
 
Sesungguhnya matahari dan bulan keduanya tidak akan gerhana karena kematian dan kehidupan seseorang, akan tetapi keduanya merupakan dua dari berbagai tanda-tanda kekuasaan Allah Ta’ala. Karenanyalah, apabila kamu melihat peristiwa gerhana matahari dan bulan lakukanlah salat".

Dalam hadits lain disebutkan, "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari berbagai tanda-tanda kekuasaan Allah SWT.
 
Keduanya tidak akan gerhana karena kematian dan kehidupan seseorang. Karenanyalah, apabila kamu melihat peristiwa
gerhana tersebut hendaklah berdo’a, takbir dan bersedekah.”

"Pada hadits di atas disebutkan bahwa ada tiga bentuk ibadah yang seyogyanya dilakukan ketika terjadi peristiwa gerhana, yaitu salat, berdoa, takbir dan bersedekah. Keempat aktifitas tersebut merupakan ibadah
sunnah, sehingga meniru Nabi SAW dan mengikuti perintah beliau terkait
ibadah ini adalah sunnah pula," tuturnya.***
 

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x