Pedagang Bendera Kehilangan Pembeli, Sehari Tak Satupun Terjual

- 13 Agustus 2021, 21:45 WIB
Meski HUT RI tinggal menghitung hari, namun penjualan bendera merah putih relatif masih sepi. Seperti yang dirasakan Iyus, pedagang bendera di Jalan Djulaeha Karmita.
Meski HUT RI tinggal menghitung hari, namun penjualan bendera merah putih relatif masih sepi. Seperti yang dirasakan Iyus, pedagang bendera di Jalan Djulaeha Karmita. /Laksmi Sri Sundari/Galajabar/
GALAJABAR -Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-76, penjualan bendera merah putih dan umbul-umbul menghiasi sejumlah jalan di Kota Cimahi.
 
Meski begitu, penjualan bendera dan umbul-umbul ini masih sepi, ditenggarai sebagai dampak pandemi Covid-19.
 
Para penjual bendera tampak menjajakan benderanya di pinggir-pinggir jalan, diantaranya terlihat di ruas Jalan Amir Mahmud, Mahar Martanegara, Demang Hardjakusumah, Gandawijaya, hingga Jalan Djulaeha Karmita.
 
 
Tahun ini merupakan tahun kedua masa pandemi, para pedagang bendera pinggir jalan mengeluh karena daya beli masyarakat yang menurun sangat drastis. Hal itu berdampak terhadap omset yang diperoleh.
 
"Tahun ini sepi. Tidak seramai tahun lalu. Biasanya di awal bulan Agustus, bahkan di akhir bulan Juli sudah ramai," kata Agus, pedagang bendera di Jalan Amir Mahmud, Jumat  13 Agustus 2021.
 
Menurutnya, sepinya penjualan bendera ini sebagai dampak pandemi Covid-19. 
"Daya beli masyarakat turun. Nyari usaha serba susah. Apalagi sekarang lagi banyak kebutuhan untuk sekolah,"ujarnya.
 
 
Ungkapan senada dikatakan pedagang lainnya. Iyus yang berjualan bendera dan umbul-umbul di Jalan Djulaeha Karmita ini menyebutkan, penjualan bendera tahun ini tidak seramai tahun-tahun sebelumnya.
 
"Tahun kemarin walaupun sudah pandemi Covid-19, penjualan lumayan rame. Sehari bisa terjual 8 sampai 10 helai bendera. Untuk tahun ini hanya 2 sampai 3 helai, kadang juga sehari ngga laku satu pun," katanya.
 
Ia menduga sepinya pembeli bendera dan umbul-umbul, karena daya beli masyarakat merosot akibat pandemi Covid-19, ditambah lagi adanya penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.
 
 
"Daya belinya kurang, akibat pandemi. Tahun lalu mah masih mending. Kalau sekarang parah. Serba sulit. Apalagi ada PPKM Level 4, serba dibatasi," ucap Iyus.
 
Menurut Iyus, pembeli yang datang kebanyakan perorangan. Padahal biasanya, pembeli dari instansi atau kantor pemerintahan cukup banyak. 
 
"Sampai hari ini juga belum banyak pembeli dari instansi. Kebanyakan perorangan, dan yang biasa beli disini," ujar Iyus.
 
Iyus yang merupakan warga asal Leles,   Kabupaten Garut ini mengaku sengaja datang ke Kota Cimahi untuk berjualan bendera merah putih dan umbul-umbul.
 
 
"Sudah sejak 1996 saya jualan di Cimahi, jadi nggak pernah pindah-pindah tempat. Saya ngontrak disini. Kalau udah selesai jualan benderanya ya pulang lagi ke Garut," ujarnya 
 
Ditengah pandemi Covid-19, Iyus mengaku tidak membawa banyak bendera dan umbul-umbul untuk dijual.
 
"Saya bawa 10 kodi bendera, dan 10 kodi umbul-umbul," sebutnya.
 
Soal harga bendera dan umbul-umbul, Iyus mengatakan jika harga seharusnya mengalami kenaikan, karena bahan bakunya naik. Namun karena sepinya penjualan, sehingga harga jualnya tidak mengalami kenaikan.
 
 
"Harusnya sih naik, tapi karena sepi ya terpaksa harganya masih sama seperti tahun lalu dikisaran Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu, tergantung ukuran," ujarnya.***
 
 

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x