Hari Pertama PTM. Siswa di Kota Cimahi Antusias

- 6 September 2021, 17:47 WIB
Plt. Wali Kota Cimahi, Ngatiyana meninjau pelaksanaan PTM di SMPN 1 Cimahi Jalan Embang Artawidjaja, Senin (6/9/2021).
Plt. Wali Kota Cimahi, Ngatiyana meninjau pelaksanaan PTM di SMPN 1 Cimahi Jalan Embang Artawidjaja, Senin (6/9/2021). /Laksmi Sri Sundari/Galajabar/
GALAJABAR - Siswa tingkat SD, SMP, dan SMA di Kota Cimahi antusias mengikuti hari pertama  pembelajaran tatap muka (PTM), setelah selama masa pandemi hanya mengikuti kegiatan belajar mengajar secara daring.
 
PTM dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, lantaran masih di tengah pandemi Covid-19.
 
Seperti diketahui, Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi menggelar  PTM Terbatas di semua jenjang pendidikan mulai Senin, 6 September 2021.
 
 
Berdasarkan data Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cimahi, dari 312 PAUD dan TK, sebanyak 221 ikut PTM. Sementara untuk jenjang SD dari 116 sekolah sebanyak 115 sekolah ikut PTM. Kemudian untuk jenjang SMP ada sebanyak 44 SMP ikut PTM, sedangkan satu SMP tidak ikut PTM. 
 
Pelaksana Tugas (Plt.) Wali Kota Cimahi, Ngatiyana memantau langsung pelaksanaan PTM tersebut. Ia meminta agar siswa dan pihak sekolah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. 
 
"Alhamdulillah saya melihat tiap-tiap ruangannya kapasitas jarak antar siswa dengan siswa memenuhi syarat, jarak cukup bagus, dan sistem pembelajaran dengan switch sehingga berjalan dengan baik," ujarnya saat meninjau  pelaksanaan PTM di SMPN 1 Cimahi Jalan Embang Artawidjaja, Senin  6 September 2021.
 
 
Menurutnya, kesiapan sekolah dalam menyiapkan infrastuktur dan sarana penunjang protokol kesehatan relatif sudah bagus. Selain itu, para siswa yang mengikuti PTM turut menjalankan protokol kesehatan dengan sangat tertib dan disiplin. 
 
"Sebenarnya kalau persyaratan sekolah sudah bagus menurut saya baik rute saat masuk, saya cek cara masuknya bagaimana, cara keluar saya cek termasuk tempat cuci tangan sebelum masuk kelas, hand sanitazer tiap kelas saya cek ada, sehingga anak-anak sudah terbiasa ketika masuk kelas sudah cuci tangan dan hand sanitazer," katanya. 
 
Ngatiyana melanjutkan, para siswa turut membawa bekal dari rumah, karena kantin belum diperbolehkan beroperasi. Pembelajaran sendiri dimulai sejak pukul 07.00 Wib hingga 11.00 WIB.
 
 
"Sistem pembelajaran Alhamdulillah ada yang daring zoom, jadi 33 persen masuk di kelas dilaksanakan yang lain belajar juga, besok gantian lagi perkelas jalan lagi. Hari ini ada 24 kelas yang masuk tatap muka disini (SMPN 1), besok lagi gantian," katanya. 
 
Ia berharap uji coba belajar tatap muka dapat berjalan dengan baik di tengah kondisi kasus Covid-19 yang menurun. Bahkan, pihaknya berharap bahwa PTM ke depan bisa dilaksanakan dengan kapasitas mencapai 100 persen. 
 
 
"PTM ini selain hari Senin, Rabu dan Jumat, dalam arti kalau siswa nggak masuk hari ini, tetap ada pembelajaran di rumah melalui virtual, yang PTM datang ke sekolah gantian," katanya. 
 
Ia menambahkan, apabila didapati siswa yang sakit, maka telah disiapkan ruangan isolasi dan evakuasi untuk perawatan. Apabila uji coba PTM ternyata membuat banyak yang terpapar Covid-19, maka dapat dihentikan kembali. 
 
"Ini uji coba mudah-mudahan bisa berhasil. Apabila uji coba meninmbulkan tidak baik ternyata ada yang positif, kita hentikan lagi. Evaluasi sebaiknya seperti apa yang kita lakukan," katanya. 
 
 
Kepala Disdik Kota Cimahi, Harjono mengatakan, PTM tersebut diprioritaskan untuk siswa yang orangtuanya mengalami kendala dalam mengakses gawai dan internet selama pembelajaran dalam jaringan (daring).
 
"Untuk siswa yang melaksanakan PTM itu betul-betul yang memerlukan, misalnya yang terhambat dari kepemilikan gawai dan akses internet. Bagi yang keluarganya mudah mengakses itu diharapkan masih daring," katanya.
 
Selain itu siswa yang boleh mengikuti PTM yakni siswa yang sudah mendapatkan izin dari orangtuanya. Sebab ada sebagian siswa yang orangtuanya tidak memberikan izin anaknya mengikuti PTM. 
 
 
"Hari ini banyak laporan juga dari guru ada orangtua yang putra putrinya tidak diizinkan ikut PTM, karena baru melakukan perjalanan luar daerah. Misalnya di SMPN 1 Cimahi ini kelas 7 ada 11 orang yang tak ikut, karena baru pulang dari luar daerah," terang Harjono. 
 
Untuk itu pihaknya menginstruksikan kepala sekolah dan pengawas melakukan pendataan jumlah siswa yang baru melakukan perjalanan dari luar daerah, dan yang tak diizinkan ikut PTM dengan alasan lain. 
 
"Kepala sekolah diinstruksikan mendata siswa yang tidak diperbolehkan ikut PTM. Saat ini jumlahnya masih dihitung semuanya. Setiap hari koordinasi dengan semua pengawas," kata Harjono.
 
 
Anisa Cahya, salah seorang siswa mengakui sudah tidak sabar untuk mengikuti PTM. Menurutnya, mengikuti pembelajaran secara daring sudah mulai bosan.
 
"Saya juga merasa kesulitan ketika semua mata pelajaran digelar secara daring, karena ada beberapa mata pelajaran yang tidak mudah dipahami ketika harus disampaikan secara daring," ujarnya.
 
Ia mengatakan lebih suka pembelajaran digelar secara tatap muka, sehingga ketika ada kesulitan bisa langsung disampaikan kepada guru. Sedangkan melalui daring tidak mudah menyampaikan kesulitan tersebut. 
 
"Kalau tatap muka kita bisa ketemu langsung temen-temen dan juga guru," katanya.
 
 
Keysa Olivia Ghasanni, siswa lainnya mengaku antusias bisa ikut PTM. Segala sesuatunya sudah dipersiapkan jauh jauh hari, temasuk persiapan bekal makanan yang akan dibawanya ke sekolah.
 
"Ibu masak dari jam 5 pagi, buat bekal saya di sekolah karena kan ngga boleh jajan keluar. Ini saya bawa beberapa snack sama mie goreng. Ngga pakai nasi, karena tadi sudah sarapan di rumah," ucapnya.***
 
 
 
 

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah