Kisah 5 Eksekusi Mati yang Heboh dan Ramai Jadi Perbincangan di Indonesia

- 20 Januari 2022, 15:30 WIB
Kusni Kasdut
Kusni Kasdut /Istimewa

Suradji tertangkap pada 1 Mei 1997, setelah itu ia divonis mati oleh Pengadilan Negeri Lubuk Pakam, Deli Serdang, kuasa hukum Dukun AS mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung tiga tahun kemudian. Upaya kasasi itu ditolak. Pada 2004, dibantu Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan, Dukun AS melayangkan grasi ke presiden. Hasilnya: grasi ditolak pada 27 Desember 2007.

Upaya hukum yang diajukan tim Dukun AS pada akhirnya sia-sia. Pada 10 Juli 2008, tiga peluru dari Brigadir Mobil (Brimob) Polda Sumatera Utara menembus dadanya. Dukun AS tewas di tempat.

Baca Juga: Merindu Cahaya de Amstel: Film Religi yang Diwarnai Konflik Percintaan, Berikut Sinopsisnya, Tayang Hari Ini!

  1. Rio Alex Bullo (Rio Martil)

Pelaku pembunuhan berantai kurun 1997-2001, Rio Alex Bullo alias Rio Martil menghembuskan nyawa terakhir di depan regu tembak pada 7 Agustus 2008. Dia ditembak mati di tempat yang dirahasiakan di sebuah desa kecil di sekitar Purwokerto, Jateng. Sebelumnya, dia mendekam di LP Pasir Putih di Pulau Nusakambangan, Cilacap.

Aksi brutal Rio dilakukan dengan bermodal martil. Perbuatan Rio itu membuat dirinya mendapat julukan 'Rio Martil'. Julukan Rio Martil itu muncul karena dirinya menghabisi nyawa para korban dengan memukul kepala korban menggunakan martil.

Rio menghidupi dirinya dengan menjual surat-surat kendaraan palsu. Setelah menikah, dia beralih pekerjaan sebagai pencuri mobil, sedangkan pada istrinya dia mengaku berjualan pakaian.

Baca Juga: Program Minyak Goreng Satu Harga Dinilai Kurang Tepat Sasaran, Ini Alasannya! Indef: Taruhannya Penguasa

Pada 12 Januari 2001, Rio menghabisi Jeje Suraji di Baturaden, Banyumas. Dia menggondol sedan Timor milik Jeje yang disewanya dari Bandung.

Ini merupakan akhir petualangan pembunuh brutal ini. Hotel prodeo menjadi tempat tinggalnya setelah dijatuhi hukuman mati pada 2001.

Ketika mendapat hukuman maksimal itu, Rio bertekad untuk bertobat. Pada Agustus 2004, Rio dipindahkan ke Nusakambangan.

Halaman:

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x