GALAJABAR - Di Indonesia ada sekitar 126 juta hektare tanah yang merupakan lahan suboptimal atau memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Angka ini lebih besar dari luasan lahan potensial pertanian yang tersedia dan siap digunakan, yaitu sekira 34,58 juta hektare.
“Lahan suboptimal di Indonesia memerlukan penanganan yang hati-hati berbasis spesifik lokasi, karena rentan terdegradasi,” ungkap Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Mahfud Arifin, Ir., M.S., dalam keterangan persnya, Selasa 8 Maret 2022.
Guru besar bidang ilmu tanah tersebut menjelaskan, kondisi lahan marginal di Indonesia bisa disebabkan dua hal, yaitu secara alami dan salah pengelolaan. Untuk faktor alamiah, beberapa wilayah di Indonesia secara kodratnya memiliki tanah yang miskin mengandung unsur hara. Salah satunya diakibatkan oleh proses pelapukan sudah berlangsung lama.
Baca Juga: Luar Biasa! Tottenham Hotspur Taklukan Everton dengan Skor 5-0, Everton semakin Terancam Degradasi
Karena proses pelapukan yang sudah berlangsung lama membuat mineral kaya nutrisi sudah terlapuk dan tercuci. Dengan demikian, mineral-mineral yang tersisa adalah mineral yang tahan lapuk dan miskin nutrisi. Hal ini membuat tanah menjadi suboptimal untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.
Sementara faktor pengelolaan yang salah terjadi karena tanah terlalu dieksploitasi untuk aktivitas pertanian. Eksploitasi berlebihan akan membuat tanah menjadi “lelah”. Dalam jangka panjang, hal ini akan memicu degradasi lahan.
“Jika biasanya tanah itu cukup ditanam dua kali setahun, ini dipaksa tiga kali setahun tidak diberi recovery terlebih dahulu. Padahal tanah juga butuh recovery,” kata Prof. Mahfud.
Baca Juga: Ini Makna Asmaul Husna: Al Barr, At Tawwab, Al Muntaqim, Semoga Allah Menerima Taubat Kita
Diakui Prof. Mahfud, tanah dengan tingkat kesuburan rendah ini cukup merepotkan jika akan dimanfaatkan untuk aktivitas pertanian. “Input teknologinya merepotkan. Pupuknya harus banyak, bahan organiknya harus banyak, karena mudah terdegradasi,” ujarnya.
Lebih lanjut Prof. Mahfud menjelaskan, langkah tepat untuk menangani tanah suboptimal adalah dengan menumbuhkan vegetasi. Tanah suboptimal yang dibiarkan terpapar matahari akan membuat unsur hara di dalamnya menjadi mengkristal. Akibatnya, tanah akan menjadi sulit diolah.