Baginya hal itu membanggakan karena berhasil meyakinkan rakyat Palestina untuk menerima bentuk masjid yang baru.
"Begitu bangganya saya karena berhasil meyakinkan rakyat Palestina untuk menerima bentuk masjid yang modern. Jadi saya diminta rakyat Gaza untuk membangun kembali masjid yang hancur akibat perang," ungkapnya.
Dalam progresnya, pembangunan Masjid Syaikh Ajlin yang berarsitektur kontemporer sudah mencapai 80 persen.
"Sampai saat ini masih dibutuhkan dana untik pembangunan yang sudah mencapai 80 persen. Silakan dari keluarga besar Unisba yang mau menyumbang untuk berbagi buat rakyat Palestina dapat menghubungi lewat Instagram," ujar Kang Emil.
Disinggung soal kaderisasi keilmuannya dalam bidang arsitektur, Kang Emil mengatakan ia sudah melakukan kaderisasi itu. Sebelum jadi wali kota, ia menjadi dosen di ITB.
"Jadi secara teori dan gagasan sudah saya sampaikan kepada mahasiswa saya di kelas. Terlebih saat ini anak kedua saya, masuk di jurusan Arsitektur ITB juga, jadi setidaknya ia mencontoh ayahnya untuk menjadi seorang arsitek," kata Kang Emil. ***