Sarang Burung Walet Harta Karun Indonesia yang Bernilai Sampai Rp500 Triliun

19 Februari 2021, 22:56 WIB
Ilustrasi sarang burung walet /Pixabay.com/

GALAJABAR - Masyarakat China khususnya, sering mengonsumsi sarang burung walet untuk menjaga kesehatan tubuh, karena sudah tradisi dari leluhurunya yang konon katanya sejak era Dinasti Qing berkuasa.

Bahkan sampai sekarang sarang burung walet selalu menjadi menu favorit di restoran-restoran China.

Pada tahun 2015, sarang burung walet ini sempat booming dikarenakan kandungan yang ada didalamnya, yaitu terbukti melewati penelitian memiliki kandungan 10 persen Sialid Acid.

Baca Juga: Antisipasi Banjir di Lingkungan Proyek Kereta Cepat, PT KCIC Bangun Infrastruktur Tambahan

Kandungan serupa yang terkandung pada telur dan daging, dan sarang burung walet ini mendapatkan posisi tertinggi dalam kandungan tersebut.

Sarang burung walet juga terkenal dengan kandungan kolagen dan maanfaat yang lainya, dan sampai saat ini dipercaya dapat meningkatkan kecerdasan bayi di dalam kandungan.

Indonesia terbukti memiliki kualitas tertinggi di sarang burung walet dari negara lainya, oleh sebab itu para pembisnis di China selalu mengimpor sarang burung walet ini dari indonesia.

Baca Juga: MAKI Ajukan Permohonan Praperadilan ke PN Jaksel, KPK: Kasus Bansos Akan Tetap Berlanjut

Pada tahun 2015 Indonesia berhasil mengirimkan 14 ton sarang burung walet dan meningkat sampai 26 ton pada tahun 2016, lalu meningkat lagi dengan tajam sampai 52 ton pada 2017. 

Menteri Perdagangan, M. Lutfi bahkan sempat menyinggung hal tersebut dalam pidatonya saat peluncuran Platform Dagang Digital Indonesia Store (IDNStore).

“Sarang burung walet ini sesuatu yang menarik, saya sudah lapor ke bapak presiden karena saya bilang, saya yakin pertubuhan yang ditargetkan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) akan tercapai oleh Kementrian Perdagangan,” ujar Lutfi, pada Kamis, 14 Januari 2021.

Baca Juga: Kekuatan Militer Indonesia Berada di Peringkat 16 dari 139 Negara di Dunia

Menurut Lutfi sarang burung walet yang hari ini tidak tercatat di alam neraca perdagangan Indonesia karena jumlahnya kecil, tapi sebenarnya memiliki nilai yang besar. 

“Konon kabarnya 2000 ton sarang burung walet, dan 110 ton sudak terakreditasi dan sudah dijual langsung ke RRT,” Ujar Lutfi menambahkan.

Bisa dibayangkan dari 110 ton itu 1 kilogram dihargai Rp 25 juta dan itu di ekspor ke beberapat negara seperti Hong Kong, Vietnam, bahkan Malaysia yang sampai ke RRT.

“Harga tersebut kalau kita hitung 2.000 tong saja kali Rp25 juta adalah Rp 500 triliun artinya USD 3,5 miliar,” kata Lutfi.***

Editor: Dicky Mawardi

Tags

Terkini

Terpopuler