Rocky Gerung Ingin Komplain ke Google Untuk Hapus Konten yang Sebut Jokowi Berhasil Dalam Ekonomi

23 Oktober 2021, 21:36 WIB
Rocky Gerung /Instagram/@rockygerung.official

GALAJABAR – Pengamat politik, Rocky Gerung mengomentari laporan terbaru Google terkait penghapusan konten dan informasi dari layanan miliknya, seperti Google Search dan Youtube.

Dalam laporan transparansi ini, Indonesia ternyata menempati posisi ke-10 sebagai negara dengan volume permintaan penghapusan konten tertinggi dan posisi ke-1 sebagai negara dengan volume item konten terbanyak.

Rinciannya sebagai berikut, 358 permintaan berasal dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (254.399 konten yang dihapus), 2 permintaan berdasarkan perintah pengadilan kepada Google (51 konten yang dihapus), 1 permintaan berdasarkan perintah pengadilan kepada pihak ketiga (1 konten yang dihapus), dan 1 permintaan lainnya (10 konten yang dihapus).

Baca Juga: Kejar Pencapaian 80 Persen Vaksinasi Covid-19 Diakhir Tahun, Pemkab Bandung Terapkan Konsep Pantahelix

Laporan tersebut dilaporkan Google bedasarkan data per Januari hingga Juni 2021 saja.

Menanggapi itu, Rocky mengatakan, sebagai seorang warga dia akan membuat satu laporan saja pada Google, yakni menghapus konten dari pemerintah.

“Ya kalau saya sebagai warga negara bisa bikin semacam citizens complain, lalu meminta Google untuk menghapus hanya satu konten saja, yaitu konten pemerintah,” ujarnya melalui kanal Youtube Rocky Gerung Official Sabtu, 23 Oktober 2021.

Baca Juga: Bantah Dokter Terima Komisi dari PCR, Prof Zubairi Djoerban: Ini Tidak Nyambung!

Konten pemerintah yang dimaksud Rocky adalah konten yang mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) berhasil dalam ekonomi.

“Yang mengatakan bahwa Presiden Jokowi berhasil di dalam ekonomi. Itu saja yang saya minta dihapus tuh,” imbuhnya.

Selain konten tersebut, ahli filsuf ini juga mengusulkan agar konten terkait pujian PDIP terhadap Jokowi juga dihapus.

Baca Juga: Padalarang Menjadi Stasiun Hub, Tingkatkan Konektivitas Penumpang dari Pusat Kota Bandung dan Cimahi

“Saya baca tadi, PDIP bilang Presiden Jokowi adalah presiden yang memberi harapan,” ungkapnya.

“Nah ini konten yang mesti dihapus sebetulnya, kita mesti minta ke Google tuh,” sambungnya sambil tertawa.

Sebab, menurutnya, PDIP dan Jokowi ada dalam satu tubuh politik yang seharusnya tak saling memuji.

“Karena yang ngomong adalah PDIP, memuji. Itu sama dengan jeruk minum jeruk di kebun jeruk,” ucapnya.

Baca Juga: Puan Maharani Desak Pemerintah Turunkan Harga PCR, Nicho Silalahi: Hapus Aja, Jadi Perampokan Uang Rakyat

Sehingga dia menilai konten tersebut tidak berisi poin penting di dalamnya.

“Itukan konten yang gak ada isinya kan,” pungkasnya. ***

Editor: Dicky Mawardi

Tags

Terkini

Terpopuler