Refly Harun: Kritik Anies Enak, Tidak Ada Konsekuensi, Kalau Kritik Istana Langsung Dilapor

24 Desember 2021, 18:40 WIB
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun. /Instagram/@reflyharun.

GALAJABAR– Pernyataan Ketua Umum PSI, Giring Ganesha yang menyebut bahwa Indonesia akan suram bila dipimpin seorang pembohong masih menjadi sorotan.

Salah satu yang menyoroti pernyataan tersebut adalah Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun.

Refly menduga, pernyataan Giring itu ditujukan untuk Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Baca Juga: Cuaca Buruk! Tim SAR Gabungan Hentikan Sementara Pencarian Korban Terseret Sungai Cikapundung

Sebab, kata Refly, sudah menjadi rahasia umum bahwa PSI kerap mengkritik Anies terkait berbagai hal.

Advokat ini menjelaskan, banyak pihak yang mengkritik Anies, sebab tidak ada konsekuensinya. Berbeda kalau ada yang mengkritik pihak Istana.

“Nah, enaknya mengkriti Anies itu, tidak akan ada konsekuensi apa-apa. Akan tetapi kalau menyentil orang dari pihak istana langsung dilaporkan,” ujarnya pada wartawan Jumat, 24 Desember 2021.

Baca Juga: Bangga! 8 Film Hollywood Ini Ternyata Mengambil Lokasi di Indonesia, Ada yang Sepenuhnya Syuting di Indonesia

Meski begitu, Refly menegaskan, apapun pernyataan dan sikap politik Giring harus tetap dihargai semua pihak.

Lantaran, Indonesia merupakan negara berbasis demokrasi, di mana siapapun boleh berpendapat dengan tetap memperhatikan beberapa aspek.

“Mengenai sikap politiknya Giring, ya, dihargai saja. Artinya, PSI sudah patah arang dengan Anies Baswedan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Youtuber ini mengimbau agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) menciptakan suasana dan iklim demokrasi di Tanah Air.

Baca Juga: 5 Negara Paling Korup di Asia, Kaget Indonesia Ternyata Menempati Posisi Ini!

“Sah saja kalau orang berpendapat dan mengambil sikap politik. Walaupun tidak menyebut secara langsung, tapi agak aneh. Orang Anies belum memerintah, kok, dia sudah jadi oposisi?” tutur Refly.

Lebih lanjut, Refly menilai bahwa konsistensi PSI yang tetap ingin menjadi oposisi bagi Anies tetap penting.

Sehingga, kata dia, PSI bisa menjadi partai oposisi dan menjadi pengawas apabila Anies Baswedan berhasil menjadi presiden pada 2024.

Baca Juga: Usut Pembuat Video Doddy Sudrajat atau Dodot, Sunan Kalijaga: Video Itu Keji! Ini Untuk Gala

“Luar biasa (PSI) beroposisi tidak pada pemerintahan yang sah, tapi terhadap gubernur saja. Oleh karena itu dibilang Partai Seputaran Ibu Kota,” pungkasnya.

Sebelumnya, dalam pembukaan acara puncak hari ulang tahun (HUT) ke-7 PSI, Giring menyinggung sosok yang tidak layak menggantikan Jokowi nanti.

Menurutnya, kemajuan Indonesia akan terancam bila yang menggantikan Jokowi adalah sosok yang kerap menggunakan isu SARA dan menghalalkan segala cara untuk menang.

Baca Juga: Tanggapi Soal Sinetron yang Syuting di Area Lokasi Pengungsian Gunung Semeru, DPR: Tidak Manusiawi!

“Kemajuan akan terancam jika kelak yang menggantikan Pak Jokowi adalah sosok yang punya rekam jejak menggunakan isu SARA dan menghalalkan segala cara untuk menang dalam pilkada,” kata Giring, dalam sambutannya yang digelar secara virtual, Rabu, 22 Desember 2021.

Giring menuturkan, Indonesia akan menjadi suram jika dipimpin oleh seorang pembohong. Dia memberikan petunjuk orang yang dimaksud itu, yakni seseorang yang digantikan dalam kabinet Jokowi.

“Indonesia akan suram jika yang terpilih kelak adalah seorang pembohong dan juga pernah dipecat oleh Pak Jokowi karena tidak becus bekerja,” sambungnya. ***

Editor: Dicky Mawardi

Tags

Terkini

Terpopuler