Pelaku IKM Didorong Mengoptimalkan Penjualan Produknya Melalui Pemasaran Online

15 Januari 2022, 18:26 WIB
Eboni Watch Produk IKM Asal Jawa Tengah. /Istagram/eboniwatch/

GALAJABAR - Dampak dari banyaknya pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19, menyebabkan terjadinya perubahan perilaku belanja masyarakat, sehingga penjualan produk secara online menjadi peluang yang perlu dioptimalkan.

Dari kondisi tersebut, pemerintah terus berupaya agar para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) dapat meningkatkan penjualannya di tengah situasi pandemi, khususnya memasarkan produk-produknya melalui pasar digital atau online. 

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), Reni Yanita mengatakan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menyelenggarakan berbagai program pembinaan dan pendampingan kepada para pelaku UKM.

Menurut Reni, para pelaku IKM ini bisa menjadi bagian dari rantai pasok industri di dalam negeri maupun lokal.

Baca Juga: Sandiaga Uno Dorong Desa Wisata Maksimalkan Inovasi Produk Pariwisata untuk Ciptakan Lapangan Kerja

"Sejumlah program strategis tersebut di antaranya melalui link & match atau kemitraan dengan industri skala besar dan BUMN. Membangun ekosistem digital dengan masuk ke dalam platform marketplace dan melalui pengadaan barang pemerintah dan BUMN," terang Reni, dikutip Galajabar dari situs resmi Kemkominfo, Sabtu 15 Januari 2022.

Reni menjelaskan, guna menggencarkan digitalisasi pemasaran produk IKM nasional, Kemenperin melalui Ditjen IKMA telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Ina Produk Indonesia (Inaproduct.com), untuk menyediakan platform digitalisasi data IKM melalui Direktori Produk Indonesia.

Ruang lingkup kerja sama Kemenperin dan Ina Produk meliputi penyediaan dan pertukaran data dan informasi, digitalisasi data IKM, serta peningkatan kapasitas SDM serta usaha IKM melalui pelatihan, bimbingan teknis, pendampingan, serta fasilitasi promosi dan pemasaran. 

“Nantinya, Ina Produk dan Kemenperin akan bersama-sama mengidentifikasi potensi IKM, dan meningkatkan promosi serta akses pemasaran di dalam dan luar negeri,” ungkap Reni.

Diharapkan dengan tersajinya profil IKM di database secara komprehensif yang terintegrasi dengan Inaproduct.com, akan memperluas akses pemasaran dan meningkatkan daya saing IKM dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: 2 Kolektor Kartu Kuning Terbanyak Persib, 2 Pemain Ini Siap Merumput Lagi Saat Persib Lawan Borneo Pekan Depan

“Selain itu, kita bisa mengevaluasi kinerja IKM termasuk bagaimana agar menciptakan produknya bisa digemari oleh konsumen," ujarnya.

Menurut Reni, Kemenperin telah memulai program perluasan akses pasar IKM dengan memanfaatkan internet marketing sejak 2017, yaitu melalui e-Smart IKM (dapat diakses melalui www.esmartikm.id). 

Program e-Smart IKM merupakan sistem database IKM nasional yang tersaji dalam bentuk profil industri, sentra, dan produk dalam bentuk katalog online yang terintegrasi dengan marketplace atau e-commerce, sosial media maupun WhatsApp pelaku IKM sehingga memudahkan konsumen menjangkau produk IKM.

Pada tahun 2021, tercatat lebih dari 4.600 pelaku IKM telah mengikuti webinar e-Smart IKM. Selain itu, sebanyak 3.256 IKM masuk dalam tahapan program sustainability, yang meliputi kegiatan workshop e-Smart IKM, webinar, dan pendampingan digital marketing.

Baca Juga: Operasi Pasar Minyak Goreng Digelar di 27 Kota/Kabupaten, Ridwan Kamil Pastikan Distribusinya Tepat Sasara

“Program e-Smart IKM ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang diresmikan oleh Bapak Presiden Joko Widodo. Ditargetkan sebanyak 30 juta UMKM atau IKM akan masuk ke platform digital pada 2023,” paparnya.

Reni menambahkan, program peningkatan jumlah IKM yang onboarding di pasar digital ini, merupakan salah satu langkah strategis untuk menjawab tantangan yang harus dihadapi IKM dalam menghadapi akses pemasaran yang terbatas, dan perubahan perilaku belanja konsumen yang lebih banyak memilih transaksi di pasar e-commerce.

Bank Indonesia memproyeksikan transaksi e-commerce di Indonesia tahun 2022 mencapai Rp530 triliun, lebih tinggi dari transaksi e-commerce pada tahun 2021 yang diperkirakan menyentuh Rp403 triliun.

“Data tersebut tentunya harus dilihat sebagai sebuah peluang sekaligus tantangan bagi para pelaku IKM untuk turut merebut pangsa pasar e-commerce. Pelaku IKM jangan hanya menjadi penonton dari besarnya potensi pasar digital dan e-commerce di Indonesia,” pungkas Reni.***

Editor: Ziyan Muhammad Nasyith

Tags

Terkini

Terpopuler