Jokowi Buka Suara Soal Pemilu 2024, Rocky Gerung: Ucapan Mendua Itu, Mendekati Man of Contradiction

7 Maret 2022, 12:39 WIB
Presiden Joko Widodo /Setkab.go.id/

GALAJABAR– Pengamat Politik, Rocky Gerung menilai pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal penundaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendua.

Mendua maksud Rocky, Jokowi patuh pada konstitusi namun tetap berharap ada jalan lain agar agenda tersebut bisa dilaksanakan.

Seperti diketahui, Jokowi mengatakan bahwa siapapun boleh mengusulkan soal penundaan Pemilu 2024 ataupun masa perpanjangan masa jabatan Presiden.

Baca Juga: Persikota Dikerjai Wasit, Prilly Latuconsina: Bukti Nyata Sepak Bola Indonesia Masih Mengecewakan!

Sebab, Indonesia merupakan negara demokrasi, sehingga siapapun boleh bebas berpendapat.

Meski begitu, Jokowi menegaskan bukan hanya taat dan tunduk, semua pihak harus patuh terhadap konstitusi yang ada.

“Ya ini ucapan Presiden mendua itu. Dia mau bilang bahwa ‘Ya udah saya akan terima’ tapi dia juga berharap ada jalan lain,” ujar Rocky melalui kanal Youtube Rocky Gerung Official Minggu, 6 Maret 2022.

Baca Juga: 100 Desa Wisata dari Majalengka Ikut ADWI 2022, Sandiaga Uno: Jadi Daya Ungkit Ekonomi dan Lapangan Kerja

Menurut Rocky, satu-satunya jalan untuk membuat Presiden tenang adalah mencari berbagai jaminan.

“Sebab satu-satunya jalan untuk membuat Presiden tenang adalah cari jaminan bahwa dia tidak akan dilengserkan. Cari jaminan bahwa pengganti dia akan menjaga dia. Cari jaminan bahwa dia punya waktu lagi untuk konsolidasi,” ungkapnya.

“Nah semua jaminan itu makin lama makin kurang,” sambungnya sambil tertawa.

Baca Juga: Pengamat Duga Usulan Penundaan Pemilu 2024 untuk Jegal Prabowo Jadi Presiden: Kita Lihat Pola…

Lalu, Pendiri Setara Institute ini menghubungkan pernyataan Jokowi soal penundaan Pemilu 2024 dengan pernyataan istri personel TNI jangan membahas soal Ibu Kota Negara (IKN) baru di grup Whastapp.

Padahal kata Rocky, pembahasan IKN baru yang dilakukan istri personel TNI di Whatsapp juga merupakan bagian dari demokrasi.

“Jadi Presiden, juga kalau kita hubungkan ucapan Presiden ‘Ya dalam demokrasi apa aja boleh diucapkan, boleh dibahas’. Nah kalau emak-emak TNI membahas ibu kota kenapa dilarang. Kan begina kan, itu juga demokrasi di dalam keluarga,” katanya.

Baca Juga: Hut Satpol PP: Ridwan Kamil Sebut Ketenteraman Tunjang Kelancaran Pembangunan di Jawa Barat Ada Peran Satpol

Dalam hal ini, dia menilai Jokowi semakin dekat dengan apa yang pernah disebut peneliti dari Australia, yakni Man of Contradiction.

“Jadi terlihat Presiden makin lama makin mendekati apa yang disebut oleh peneliti Australia itu, Man of Contradiction tuh,” imbuhnya.

Sayangnya, kata Rocky, kontradiksi dari Presiden malah menjadi umpan bagi sejumlah partai.

“Tapi kontradiksi-kontradiksi ini justru jadi umpan bagi partai-partai yang tadinya masih bisa diatur oleh Presiden, sekarang partai-partai itu kayak free wheel itu. Jadi roda bebas aja, roda gila tuh,” tuturnya.

Baca Juga: Rincian Harga Emas di Pegadaian 7 Maret 2022: Antam dan UBS Stabil Mahal Dampak Perang Rusia

Lebih lanjut, Rocky menilai Jokowi telah membuat jebakannya sendiri dalam polemik usulan penundaan Pemilu 2024.

“Jadi sebetulnya Presiden bikin jebakannya dia sendiri tuh. Lain kalau dia dari awal mengatakan, ‘Apapun yang terjadi, saya akan hukum partai-partai itu karena melanggar prinsip yang udah disepakati bersama.’ Kan itu intinya,” tandas Rocky. ***

Editor: Dicky Mawardi

Tags

Terkini

Terpopuler