Jokowi Bakal Reshuffle Kabinet, Hasto: Itu Hak Prerogatif Presiden Bukan Partai atau Pengamat

- 22 Desember 2020, 12:37 WIB
Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto.
Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto. /Antara/HO-PDIP


GALAJABAR - Presiden RI, Joko Widodo disebut-sebut bakal menggelar reshuffle kabnet atau pergantian menteri dalam waktu dekat ini.

Hal ini menyusul Menteri Sosial dan Menteri Perikanan dan Kelautan yang terjerat kasus oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

Namun Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto keheranan dengan munculnya isu reshuffle Kabinet Indonesia Maju akhir-akhir ini.

Pasalnya, isu tersebut muncul dari pihak yang tidak memiliki keterkaitan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).  

Baca Juga: Jangan Salah Lagi, Ini Perbedaan Foundation, BB Cream dan CC cream

"Reshuffle muncul dari Presiden. Bukan dari pengamat, bukan juga dari partai politik. Tapi dari Bapak Presiden," kata Hasto beberapa waktu lalu.

Ia menyatakan, perombakan kursi jabatan pembantu Presiden itu menjadi hak prerogatif Jokowi yang sudah melalui tahap pertimbangan secara matang.

Apabila memang Jokowi memilih untuk merombak jajaran pembantunya seperti pada periode pertama kepemimpinan Jokowi-JK lalu, maka Hasto menilai hal tersebut semata-mata untuk meningkatkan efektivitas pemerintahan.

"Hal itu dilakukan sebagai sebuah pertimbangan yang matang untuk meningkatkan efektivitas pemerintahan," ujar Hasto.

Baca Juga: Uang Rp15 Miliar Ditebar Ade Yasin pada 2.164 Pelaku UMKM untuk Pulihkan Ekonomi Dimasa Pandemi

Hasto pun mengungkapkan tanda-tanda jika Presiden berniat melakukan reshuffle kabinet. Apabila memang akan melakukan reshuffle, maka Jokowi bakal memanggil pimpinan-pimpinan partai politik untuk berdialog terlebih dulu.

Hasto hanya mengingatkan agar kader PDI Perjuangan yang kini mendapat kesempatan menjadi menteri era Jokowi untuk dapat betul-betul bekerja keras dalam membantu Presiden menghadapi permasalahan negara saat ini.

"Khususnya pandemi covid-19," pungkas dia.

Sebelumnya, Indonesia Police Watch (IPW) ujug-ujug mengungkapkan bakal ada 11 hingga 18 menteri yang akan diganti dalam reshuffle kabinet nanti. Selain diganti, beberapa menteri kemungkinan akan dipindah ke kementerian lain.

Baca Juga: KPK Panggil Mantan Anggota DPRD Jabar Periode 2014-2019 Sebagai Saksi Kasus Suap Tanah Indramayu

Ketua Presidium IPW Neta S Pane mengatakan bahwa reshuffle kabinet akan berlangsung setelah pergantian Panglima TNI. Namun, IPW tak menyebutkan waktu pasti dan hanya menyinggung soal pergantian Kapolri yang tetap sesuai jadwal pensiun Jenderal Idham Azis pada awal Januari 2021.

Namun, kabar yang berhembus dari pengamat kepolisian itu telah dibantah oleh Juru Bicara Presiden Joko Widodo, Fadjroel Rachman. Dia mengatakan, sejauh ini Presiden Joko Widodo tak memiliki rencana mengganti menteri atau kepala lembaga dalam waktu dekat.

"Tidak benar," ujarnya.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah