Presiden Jokowi dan PM Malaysia Bahas Perkembangan Politik di Myanmar

- 5 Februari 2021, 22:36 WIB
Presiden RI Jokowi dan PM Malaysia Muhyiddin Yassin memberikan pernyataan pers bersama, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat 5 Februari 2021.
Presiden RI Jokowi dan PM Malaysia Muhyiddin Yassin memberikan pernyataan pers bersama, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat 5 Februari 2021. /Biro Pers Setpres/Lukas/

GALAJABAR - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin memberikan perhatian khusus pada perkembangan politik di Myanmar.

Presiden Jokowi dan PM Muhyiddin meminta menteri luar negeri (menlu) masing-masing untuk mendorong pertemuan khusus para menlu ASEAN.

“Sebagai satu keluarga, kita minta dua menteri luar negeri untuk berbicara dengan Chair of ASEAN guna menjajaki dilakukannya pertemuan khusus menteri luar negeri ASEAN mengenai perkembangan Myanmar,” ujar Presiden Jokowi dalam pernyataan pers bersama dengan PM Muhyiddin Yassin di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat 5 Februari 2021.

Baca Juga: Bagus Kahfi Dikontrak di FC Utrecht

Pada pertemuan itu, kedua pemimpin juga menyampaikan harapannya agar perbedaan politik yang terjadi di negeri tersebut dapat diselesaikan di dalam koridor hukum.

“Kita prihatin dengan perkembangan politik di Myanmar dan kita berharap perbedaan politik itu dapat diselesaikan sesuai dengan hukum yang berlaku,” ujar Presiden dilansir dari laman resmi Setkab.go.id.

Untuk mewujudkan visi komunitas ASEAN, imbuh Kepala Negara, penting bagi semua negara anggota untuk terus menghormati prinsip-prinsip piagam ASEAN, terutama prinsip rule of lawgood governance, demokrasi, hak asasi manusia, dan pemerintahan yang konstitusional.

Baca Juga: Apa Kabar Hubungan Prabowo-Anies ? ini Pengakuan Blak-blakan Riza Patria

Senada dengan Presiden Jokowi, PM Muhyiddin Yassin juga mendukung digelarnya pertemuan para menteri luar negeri ASEAN.

PM Muhyiddin mengatakan, Malaysia juga memandang serius keadaan politik yang terjadi saat ini di Myanmar, yang dinilainya sebagai sebuah langkah mundur dalam proses demokrasi di Myanmar.

Halaman:

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah