GALAJABAR – Terkait masalah SWAB-PCR Test, Ketua Junior Doctor Network (JDN), dr. Andi Khomeini Takdir menyebut bahwa penggunaan SWAB-PCR hanya memanfaatkan pandemi Covid-19 sebagai ajang bisnis belaka.
“Jiah. Gimana orang-orang enggak mikir wabah ini dibisniskan kalo begitu. Belum lagi lamanya. Udah keburu membaik. Padahal udah setahun wabah,” ujar dr. Andi Khomeini Takdir yang dikutip Galajabar dari akun Twitter pribadinya, @dr_koko28, 9 Maret 2021.
Seorang kolega kami menelepon. Domisilinya di satu kabupaten di Sulawesi. Kalau mau swab-PCR, perlu tunggu hasil 3-5 hari & bayar 1-2 juta.
Jiah. Gimana orang2 gak mikir wabah ini dibisniskan kalo begitu ???? Belum lagi lamanya. Udah keburu membaik. Padahal udah setahun wabah.— dr. Andi Khomeini Takdir (@dr_koko28) March 9, 2021
Menurutnya, harga SWAB-PCR di salah satu kota di Sulawesi masih tergolong lebih mahal daripada harga yang telah ditetapkan pemerintah yakni sekitar Rp1 juta sampai Rp 2 juta untuk sekali tes.
Sementara hasilnya keluar dengan waktu yang relatif lama yakni tiga sampai lima hari. Kedua informasi tersebut dirinya dapatkan dari salah satu koleganya via telepon.
Oleh karena itu, pria yang kerap disapa dr. Koko ini tidak merasa heran jika melihat fenomena masyarakat yang menganggap bahwa pademik Covid-19 hanya dijadikan bisnis belaka.
“Seorang kolega kami menelepon. Domisilinya di satu kabupaten di Sulawesi. Kalau mau SWAB-PCR, perlu tunggu hasil 3-5 hari & bayar 1-2 juta,” pungkasnya.
Baca Juga: 10 Karakter Anime Wanita Paling Favorit Minggu Ini: Mikasa AOT sampai Asuna SAO!
Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan harga SWAB-PCR Test sebesar Rp 900 ribu. Penentuan harga tersebut didasari pada surat edaran yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Plt. Dirjen Pelayanan Kesehatan Prof. Dr. H. Abdul Kadir, Ph.D., Sp.THT-KL (K), MARS menjelaskan telah terjadi disparitas harga swab test hingga perlu ditentukan tarif pemeriksaan tertinggi.