Tiba-tiba Mengaku Khilaf, Moeldoko: Saya Didaulat Pimpin Partai Demokrat

- 28 Maret 2021, 16:59 WIB
Moeldoko.
Moeldoko. /Tangkapan layar Instagram/


GALAJABAR - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) TNI Moeldoko mengaku khilaf karena mengambil keputusan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat melalui Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang tanpa memberitahu keluarga.

Hal tersebut diungkapkannya melalui akun Instagramnya @dr_Moeldoko pada, Minggu, 28 Maret 2021.

Disebutkan, ia mengaku khilaf tidak memberitahu kepada istri dan keluarganya atas keputusan yang telah diambil.

Yakni menerima mandat untuk memimpin partai Demokrat versi KLB.

"Tetapi saya juga terbiasa mengambil risiko seperti ini, apalagi demi kepentingan bangsa dan negara," ujar dia.

Baca Juga: Diangkut Truk, Polres Cimahi Amankan Puluhan Motor Berknalpot Bising

Selain itu ia juga sengaja tak memberi tahu Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena tak ingin membebani Presiden.

"Terhadap persoalan yang saya yakini benar dan itu atas otoritas pribadi yang saya miliki, maka saya tidak mau membebani Presiden. Saya juga khilaf, tidak memberitahu kepada istri dan keluarga," ujarnya.


Moeldoko menegaskan, terhadap persoalan yang diyakini benar dan itu di atas otoritas pribadi dimiliki, maka dia tidak mau membebani presiden.

"Untuk itu jangan bawa-bawa presiden dalam persoalan ini," kata Moeldoko.

Dengan suara nyaring, Moeldoko menegaskan dirinya didaulat memimpin Partai Demokrat.

"Saya orang yang didaulat untuk memimpin Partai Demokrat," ujarnya.

Menurut Moeldoko ada ancaman serius terhadap cita-cita Indonesia Emas 2045, sehingga Moeldoko tertantang mengambil alih Partai Demokrat.

Baca Juga: Iwan Bule, Piala Menpora 2021 Lancar, Liga 1 Bisa Bergulir Juni

"Terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024. Pertarungan ini terstruktur dan gampang dikenali, ini menjadi ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia Emas 2045," kata Moeldoko.

Ia juga mengaku tak cuma menyelamatkan Partai Demokrat, melainkan ingin menyelamatkan bangsa dengan cara memimpin partai berlambang Mercy itu.

"Ada kecenderungan tarikan ideologis itu terlihat di tubuh Demokrat, jadi ini bukan sekedar menyelamatkan Demokrat, tapi juga menyelamatkan bangsa," ucap Jenderal eks Panglima TNI itu.

"Itu semua berujung pada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat, setelah tiga pertanyaan yang saya ajukan kepada peserta KLB," tandasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah