Kubu Moeldoko Tuding SBY-AHY Kerap Tebarkan Hoaks, Herzaky Mahendra: Kerjanya Mengumbar Fitnah

- 21 Maret 2021, 19:31 WIB
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyebut pemecatan Jhoni Allen Marbun telah sesuai aturan partai.
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyebut pemecatan Jhoni Allen Marbun telah sesuai aturan partai. /ANTARA/Genta Tenri Mawangi/ANTARA


GALAJABAR - Kubu Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang menuding Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) beserta jajarannya tengah membuat gaduh dengan berbagai isu hoaks di tengah masyarakat.

Juru Bicara Kubu KLB Deli Serdang, Muhammad  Rahmad menyebutkan, kubu SBY-AHY mulai memunculkan isu-isu hoaks tersebut lantaran mereka sudah kehilangan akal sehat.

“Jadi kami melihatnya begini, sepertinya Pak SBY dan AHY bersama juru bicara dan corong-corongnya ini mulai kehilangan akal sehat jadi memunculkan isu-isu hoaks, isu yang meresahkan masyarakat,” tuding Rahmad, Minggu, 21 Maret 2021.

Muhammad Rahmad menjelaskan alasan adanya konflik yang terjadi di internal Partai Demokrat.*
Muhammad Rahmad menjelaskan alasan adanya konflik yang terjadi di internal Partai Demokrat.* Tangkapan layar Youtube.com/Akbar Faizal Uncensored


Hal tersebut dilontarkannya menanggapi pernyataan Andi Arief yang menyebutkan bahwa pihaknya menggunakan ahli IT untuk meretas sistem informasi Kemenkumham guna meloloskan Moeldoko.

Menurutnya, isu semacam itu malah membuktikan AHY dan SBY mulai kehilangan akal sehatnya.

Rahmad pun membantah isu tersebut dan menyebut kabar itu hanyalah omong kosong belaka.

Baca Juga: Loyalis AHY Ucapkan Selamat kepada Inisiator KLB Deli Serdang atas Kelahiran Partainya

Ia pun menyayangkan sikap dari para pendukung dan simpatisan Demokrat versi Ketum AHY yang tidak berpolitik secara santun dengan menyebar informasi berita hoaks.

“Kalau kita berpolitik santun dan politik cerdas ya jangan suka menyebar hoaks, tidak benar, mengarang, dan membuat gaduh,” tegasnya.

Tak hanya isu tersebut, ia menyatakan, sejumlah isu lainnya ditebarkan dengan tujuan ingin membuah gaduh masyarakat.

Baca Juga: 800 Karung Sampah Dipungut dari Lapangan Cendol Cinunuk, Anggota DPRD: Penanganan Sampah Jangan Parsial

Seperti halnya tuduhan yang pernah dilontarkan kepada pihaknya soal terpilihnya Moeldoko sebagai Ketum Demokrat versi KLB hingga campur tangan pemerintah.

“Ada tuduhan dulu mengatakan bahwa pemerintah terlibat, faktanya setelah dikaji ternyata tidak,” tutur Rahmad.

Kemudian ada isu yang menuding Moeldoko telah membeli Partai Demokrat. Namun, setelah diselidiki isu miring tersebut ternyata tidak benar.

“Dulu pak Moeldoko juga dituduh membeli partai tapi setelah diselidiki ternyata juga tidak. Jadi isu-isu tersebut sengaja dibuat hanya untuk bikin gaduh,” ujarnya.

Baca Juga: Cimahi Anggarkan Revitalisasi Stadion Sangkuriang Hingga Rp 270 Miliar, Lelang Fisik Digelar Mei atau Juni

Sementara itu Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Demokrat Herzaky Mahendra Putra mempertanyakan rasa malu para mantan kader partainya yang terlibat dalam Gerakan Pengambilalihan Kekuasaan Partai Demokrat (GPK-PD) alias kudeta terhadap Ketua Umum Partai Demokrat AHY.

Soalnya, ia menilai, para mantan kader partai berlambang Bintang Mercy tersebut sibuk mengumbar fitnah dan hoaks setelah gagal mengudeta AHY lewat penyelenggaraan Kongres Luar Biasa (KLB).

Baca Juga: Hari Ini, 21 Maret Adalah Hari Hutan Sedunia , Bagaimana Jadinya Jika Tidak Ada Hutan di Dunia?

Pernyataan itu disampaikan Herzaky merespons pernyataan Juru Bicara Partai Demokrat kubu Moeldoko, Muhammad Rahmad, menyatakan bahwa pihaknya tengah mendalami dan mendata sejumlah aset milik Partai Demokrat yang diduga tercatat atas nama pribadi.

"Mantan kader kami yang tergabung dalam GPK-PD, kerjanya mengumbar fitnah dan hoaks saja. Setelah gagal melakukan kudeta dan gagal mengadakan KLB yang sah, kini makin konsisten menyebar fitnah dan hoaks," kata Herzaky, Minggu, 21 Maret 2021.

"Apa tidak malu, ya sudah jadi politisi senior, tapi tidak menunjukkan perilaku berpolitik yang mengedepankan adab, etika, dan kepatutan?" tandasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah