Koalisi Partai Islam, Rocky Gerung: Istana Mulai Kepepet, Istana Coba Rangkul Oposisi!

- 16 April 2021, 13:20 WIB
Pengamat politik Rocky Gerung sebut PPP dan PKS alami dilema karena kekuasaan memusuhi politik Islam seiring adanya isu reshuffle kabinet.
Pengamat politik Rocky Gerung sebut PPP dan PKS alami dilema karena kekuasaan memusuhi politik Islam seiring adanya isu reshuffle kabinet. /YouTube/Rocky Gerung Official

GALAJABAR - Baru-baru ini, jajaran pengurus DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengunjungi markas Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dari pertemuan ini kedua pihak menyepakati sejumlah hal.

Tentu hal ini diketahui oleh banyak orang, bahwa kegiatan ini sudah mendapat ‘restu’ dari Istana Negara.

Kabar lain pun muncul dari Partai Amanat Nasiona (PAN) yang disebut akan masuk kabinet pemerintahan Joko Widodo – Ma’ruf Amin.

Baca Juga: Intip Gaya Aktor Harris Virza yang Bikin Penggemar Klepek-klepek

Drajad Wibowo selaku Ketua Dewan PAN mengatakan bahwa keputusan PAN masuk atau tidak ke dalam kabinet pemerintahan Jokowi itu berada di tangan Ketua Umum PAN, yakni Zulkifli Hasan.

Terkait hal ini, salah satu pengamat politik terkenal, Rocky Gerung menanggapinya melalui Youtube Rocky Gerung Official berjudul “MULAI KEPEPET. UTUSAN ISTANA COBA RANGKUL OPOSISI”.

Rocky melihat bahwa PAN maupun PKS saat ini mengalami dilema sebagai partai Islam.

Baca Juga: Raffi Ahmad Ajak Cewe Korea ini Buka Puasa Bersama di Andara, Nagita Malah Salfok dengan Kecantikannya

“Saya melihat bahwa baik PAN maupun PKS itu mengalami dilema sebagai partai berbasis Islam, menganggap bahwa secara umum sebetulnya kekuasaan ini memusuhi politik Islam,” ujar Rocky membuka video.

Bahkan, Rocky menanggap bahwa PAN, PKS, dan PPP sudah sadar bahwa mereka hanya dimanfaatkan agar di kabinet pemerintahan Jokowi ada portofolio (keberadaan) Islam.

“Karena itu, dia (PAN, PKS, dan PPP) mulai sadar bahwa dia hanya dimanfaatkan supaya ada portfolio Islam di dalam kabinet, tapi basisnya kan gak begitu,” menurut Rocky.

Baca Juga: Perajin Kolang-kaling Cianjur Selatan Kebanjiran Pesanan

Rocky mengatakan bahwa PAN, PKS, dan PPP hanya sebagai pelengkap saja di kabinet Indonesia Maju Jokowi.

“Jadi sebetulnya isinya diracik bukan dengan keinginan dari partai-partai Islam tuh, jadi ini semacam pelengkap, penyerta aja sebetulnya,” ujar Rocky.

Dalam hal ini, partai kecil Islam mulai melihat adanya momentum untuk mereka masuk ke dalam kabinet Jokowi.

Baca Juga: Resep Sup Ikan yang Segar untuk Menu Sahur, Dijamin Bakal Ketagihan

“Dan dalam keadaan mulai terjadi krisis legitimasi, mereka yang disebut partai Islam yang kecil, PAN apalagi PPP, menganggap juga ada momentum terbuka untuk dia mengonsolidasi dirinya sendiri tuh,” Rocky menjelaskan.

Rocky melihat bahwa PPP mengunjungi PKS itu sama dengan istana mengunjungi oposisi untuk merangkul oposisi.

“Saya lihat misalnya, PPP pergi ke PKS, kan PKS itu oposisi tuh, jadi istana mengunjungi oposisi tuh, itu sinyal yang bagus juga,” kata Rocky.

Baca Juga: Ridwan Kamil Berharap Sinergi BUMD Jabar-PT Krakatau Steel Bisa Mendorong Pemulihan Ekonomi

“Tinggal kita lihat apakah PPP mau membujuk oposisi masuk ke istana atau PPP mau bergabung dengan oposisi,” sambungnya.

Sedangkan PPP, menurut Rocky, adalah yang eksklusif karena simbol Islam jelas ada di PPP.

“PPP justru yang menjadi ekslusif kan, karena simbol Islam ada di situ, itu berarti ada semacam pertemuan pikiran baru untuk melihat Indonesia secara lebih majemuk tuh,” ujar Rocky.

Baca Juga: 5 Sayur Favorit Nabi Muhammad untuk Berbuka Puasa, Ada di Indonesia Lho!

Rocky menganggap bahwa PPP berkunjung ke oposisi untuk bisa masuk ke dalam kabinet Indonesia Maju.

“Saya anggap PPP berkunjung pada oposisi dan berupaya untuk minta izin duduk di ruang tamu sebentar lalu bisa ikut masuk ke ‘dapur’, kira-kira begitu kan, karena perubahan-perubahan di istana,” tandasnya.

Semua orang menganggap bahwa kunjungan PPP ini pastinya sudah diminta oleh Jokowi.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 16 April 2021: Andin dan Papa Surya Bakal Bongkar Makam Nindi, Elsa dan Al Kerja Sama

Orang kemudian menghubungkan situasi ini dengan betapa pemerintah kelihatannya sangat gigih untuk mendekati Islam melalui sektor ekonomi.

Sehingga, orang melihat ada sikap mendua dari pemerintah.

Secara politis pemerintah memang akan melakukan exclusion sedangkan secara ekonomi mereka akan melakukan inclusion politics pada umat Islam.

Menurut Rocky, hal ini kacau jika pemerintah terus-menerus membujuk partai Islam dengan cara mendua.

Baca Juga: Jeff Smith Ditangkap karena Narkoba, Simak Sepak Terjang Dirinya di Dunia Film Indonesia

“Jadi agak kacau sebetulnya kalau pemerintah terus-menerus membujuk dengan cara yang ‘mendua’, karena yang dituntut oleh publik Islam adalah keadilan politik,” kata Rocky.

Rocky menilai bahwa masyarakat Islam tidak mempemasalahkan keadilan dalam ekonomi. (Penulis: Muhammad Ibrahim)***

Editor: Noval Anwari Faiz

Sumber: YouTube Rocky Gerung Official


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x