Network
GALAJABAR– Kepala Biro Perhubungan DPP Partai Demokrat Abdullah Rasyid turut menyoroti hasil survei dari Lembaga Pendidikan, Penelitian, Penerangan, Ekonomi, dan Sosial (LP3ES) perihal elektabilitas partai politik.
Dari hasil survei tersebut, Abdullah Rasyid menyebut, Partai Demokrat mengalami kenaikan elektabilitas.
Menurut Abdullah Rasyid, kenaikan elektabilitas tersebut disebabkan karena Partai Demokrat konsisten dalam memperjuangkan nasib buruh , tani, nelayan, dan ulama.
Baca Juga: Cari Tahu Informasi Wisata di Kabupaten Bandung ? Yuk Buka Aplikasi Bedas Smart Tourism
“Alhamdulillah. Naiknya elektabilitas karena Demokrat konsisten memperjuangkan nasib buruh, tani, nelayan dan ulama,” kata Abdullah Rasyid yang dikutip galajabar dari akun Twitter pribadinya, @abdullah_rasy, Kamis 6 Mei 2021.
Pernyataan dari Abdullah Rasyid semakin dipertegas dengan pernyataan dari Direktur LP3ES, Fajar Nursahid.
Fajar menyebut, kenaikan elektabilitas yang dialami Partai Demokrat disebabkan oleh gerilya politik yang kian gencar dilakukan oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) semenjak diterjang oleh gerakan kudeta yang dipimpin langsung oleh KSP Moeldoko.
Baca Juga: Waduh! Bobby Nasution Kena Semprot Gubernur Sumut, Ferry Koto: Nampaknya Ada yang Tersaingi
Menurut Fajar, AHY merupakan sosok pemimpin yang selalu mendengar isi hati rakyat baik itu melalui pembelaan langsung di parlemen maupun dialog langsung dengan masyarakat.
Sebagai informasi, LP3ES telah menggelar survei perihal elektabilitas partai politik dari 8 hingga 15 April 2021.
Survei ini digelar dengan menggunakan 1.200 responden yang sudah mewakili 34 provinsi di Indonesia dengan tingkat kesalahan sebesar 2,8 persen.
Baca Juga: REKOR BARU ! Sehari, Warga India yang Terpapar Covid-19 Mencapai 412.262 Orang
Hasilnya, PDIP masih bertengger di posisi paling atas dengan elektabilitas sebesar 24 persen.
Kemudian disusul Partai Demokrat di posisi runner-up dengan elektabilitas sebesar 11,2 persen.
Sementara posisi ketiga dan keempat ditempati oleh Partai Gerindra dengan elektabilitas sebesar 9 persen dan Golkar dengan elektabilitas 7,4 persen. ***
