Penyidik ini Ungkap Kebocoran Informasi OTT Sering Terjadi Saat Firli Bahuri Menjabat Deputi Penindakan

- 14 Juni 2021, 21:28 WIB
Penyidik KPK yang dinyatakan tak lulus TWK, Hasan.
Penyidik KPK yang dinyatakan tak lulus TWK, Hasan. /tangkap layar youtube Watchdoc Documentary//
GALAJABAR- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri sampai saat ini masih menjadi sorotan banyak pihak.

Pasalnya, Firli Bahuri dianggap orang yang paling bertanggung jawab terkait tes wawasan kebangsaan (TWK) yang tak meluluskan 51 pegawai KPK.

Usai dinyatakan tak lulus TWK hingga berujung pemecatan, 51 pegawai KPK itu akhirnya berani buka suara mengenai apa yang dialaminya itu.
 
Baca Juga: Santri Pontren Al Kasyaf Cimekar Cileunyi yang Terpapar Covid-19 Bertambah 11 Orang, Kini Jadi 54 Orang

Hal itu terungkap saat para pegawai KPK yang tak lulus TWK menjadi narasumber tim Watchdoc Documentary dalm projek dokumenter berjudul 'The End Game'.

Diketahui dokumenter 'The End Game' ini membahas pengakuan para pegawai KPK yang disingkirkan dengan dalih tak lulus TWK.

Pada salah satu scene dokumenter 'The End Game' itu ada ungkapan yang menarik dari penyidik KPK yang dinyatakan tak lulus TWK yakni Hasan.
 
Baca Juga: Polemik Tenaga Kerja Lokal Soal Bahasa Mandarin, Said Didu Tantang Pemerintah: Berikutnya Apa Lagi?

Hasan mengungkapkan apa yang selama ini belum terekspos ke publik, yaitu terkait sering bocornya informasi Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan tim lapangan KPK.

Menurut pengakuan Hasan, penyebab sering terjadinya kebocoran soal informasi OTT ini biasanya datang dari pihak internal KPK.

Kebocoran soal informasi OTT itu dikatakan Hasan, bisa terjadi lantaran ada pegawai KPK yang tidak berintegritas.
 
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Cimahi Naik 250 Persen, PTM Berpotensi Ditunda

"Biasanya yang menyebabkan OTT bocor itu pasti kebocoran internal. Kebocoran internal ini sebabnya karena ada pegawai yang tidak berintegritas," ujarnya, dikutip galajabar dari channel Youtube Watchdoc Documentary, Senin 14 Juni 2021.

Kemudian Hasan berpendapat bahwa pegawai yang tidak berintegritas itu bisa saja menjual informasi OTT atau ada motif-motif tertentu yang pegawai KPK lainnya tidak mengetahui.

"Pegawai yang tidak berintegritas dia mungkin menjual informasi atau dia ada motif-motif tertentu yang kita tidak tahu," katanya.

Selain itu, Hasan juga mengungkapkan soal kebocoran informasi OTT KPK ini paling sering terjadi justru saat Firli Bahuri masih menjabat sebagai Deputi Penindakan.
 
Baca Juga: Kamp Rohingya di India Terbakar, 55 Tempat Penampungan Menjadi Abu

"Kebocoran di KPK ini paling sering terjadi justru pada waktu Pak Firli jadi Deputi Penindakan," ungkapnya.

Bahkan dari sering bocornya informasi OTT pada saat itu, Hasan sempat melaporkan Firli Bahuri kepada pimpinan KPK.

Hasan menilai jika kebocoran informasi OTT tersebut sering terjadi karena dibocorkan oleh Firli Bahuri yang saat itu masih menjabat Deputi Penindakan.
 
Baca Juga: Bupati Bandung Ingatkan Satpol Agar Lebih Sigap Amankan Pilkades Serentak 2021

"Pada waktu itu saya melaporkan Firli membocorkan OTT, saya menginformasikan kepada pimpinan seperti itu," pungkasnya.

Akan tetapi Hasan mengatakan, ketika sanksi etik belum diturunkan, di saat bersamaan justru Firli Bahuri ditarik ke instansi asalnya.

Seperti diketahui, kebocoran OTT KPK sering kali terjadi sehingga upaya penangkapan yang dilakukan tim lapangan KPK selalu gagal.
 
Baca Juga: Jokowi Tidak Hadiri Pengukuhan Megawati, Rocky Gerung: Menghindar dengan Cara Elegan

Salah satunya adalah kasus suap reklamasi pulau di Jakarta beberapa tahun lalu, tim lapangan KPK yang hendak melakukan OTT justru ditodong oleh aparat negara.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah