GALAJABAR - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak mempermasalahkan kritik dari Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) Universitas Indonesia (UI).
Sebelumnya, BEM UI diketahui telah mengkritik dan menobatkan Jokowi sebagai "The King of Lip Service".
Terkait kritikan tersebut, Jokowi menganggap kritik sah-sah saja disampaikan asalkan santun. Menurutnya, kritikan itu disampaikan BEM sebagai bentuk ekpresi berpendapat.
Baca Juga: PPKM Darurat Diberlakukan di Jawa-Bali, DImulai Tanggal 3 Sampai 20 Juli 2021
Kendati demikian, Jokowi mengingatkan, Indonesia memiliki budaya tata krama dan kesopansantunan, sehingga dalam menyampaikan kritikan, kesopanan harus didahulukan.
Meski sudah menyampaikan hal tersebut, banyak pihak yang tetap menyayangkan mengapa Jokowi perlu mengatakan hal tersebut.
Pengamat politik, Rocky Gerung lantas memberikan tanggapannya terkait hal ini. Menurut Rocky, jika dilihat dari peristiwa lampau, maka Jokowi tidak mungkin keluar dari politik lip service.
“Karena gejalanya dari awal yang disebut past event, peristiwa-peristiwa sebelumnya itu menunjukkan memang Presiden Jokowi tidak mungkin keluar dari politik lip servicing,” katanya dilansir melalui YouTube Rocky Gerung Official, Rabu, 30 Juni 2021.