JPU Saudi Pernah Minta Ulama Tukang Kritik Rezim Dihukum Mati, Relawan Jokowi: Kalo Terjadi di Negeriku?

- 6 Juli 2021, 21:31 WIB
Komisaris PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), Dede Budhyarto.
Komisaris PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), Dede Budhyarto. /Twitter @kangdede78/

GALAJABAR – Komisaris PT. Pelni, Dede Budhyarto mendadak teringat sebuah peristiwa yang pernah terjadi di Arab Saudi sekitar 3 tahun yang lalu.

“Kejadian di Arab Saudi 2018,” ujar Dede Budhyarto, seperti dikutip galajabar dari akun Twitter @kangdede78, Selasa, 6 Juli 2021.

Kejadian yang dimaksud relawan Presiden Jokowi itu adalah kejadian di saat Jaksa Penuntut Umum (JPU) Arab Saudi meminta ulama yang kerap kritik pemerintah untuk dijatuhi hukuman mati.

Baca Juga: Jokowi dan Luhut Tak Kompak, Sudjiwo Tedjo: Jangan Dipertentangkan! Beda, Seperti Mudik dan Pulang Kampung

Sebagaimana dikutip galajabar dari New York Times, permintaan tersebut dilayangkan JPU di saat sidang salah satu ulama ternama Arab Saudi, Salman Al Awda, 4 September 2018.

Dalam sidang tersebut, Al Awda didakwa atas 37 kasus yakni diantaranya pernah menyebabkan konflik masyarakat dan memberikan perlawanan terhadap pemerintah Arab Saudi.

Lantas, Dede Budhyarto pun mengaku tidak terbayang jika peristiwa di Arab Saudi tersebut terjadi di Indonesia.

Baca Juga: Jembatan Cimindi Ditutup Sebentar, Imbasnya Sejumlah Ruas Jalan di Kota Cimahi Langsung Macet

“Bisa dibayangkan kalo ini terjadi di negeriku?,” tanya Dede Budhyarto kepada para pengikut akun Twitternya.

Apabila peristiwa di Arab Saudi tersebut terjadi di Indonesia, menurut Dede Budhyarto, Hidayat Nur Wahid dan kelompoknya akan memprotes hal tersebut ke pemerintah Presiden Jokowi tanpa henti.

Dede Budhyarto pun membayangkan jika protes tersebut juga akan dilancarkan Hidayat Nur Wahid dan kelompoknya melalui aksi demonstrasi 7 tanjakan, 7 turunan, dan 7 pengkolan.

Baca Juga: Airlangga Yakin Kader-Kader Muda Golkar Mampu Berikan Terobosan Menghadapi Pandemi Covid-19

“Hidayat Nur Wahid dan gerombolannya akan mencuit tanpa henti, demo 7 tanjakan, 7 turunan, 7 pengkolan,” pungkasnya.

“Kemungkinan kedua: auto kicep,” balas akun @MamiaAja.

“Gila komisaris statmentnya kaya gini, otak-otak belajar dulu Arab Saudi negara apa,” balas akun @erikbaso.

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah