BMKG Minta Pacitan Bersiap Soal Potensi Tsunami 28 Meter, Hanya 29 Menit Bisa Menyapu Wilayah Sekitar

- 14 September 2021, 13:41 WIB
Ilustrasi tsunami. BMKG ungkap ada potensi tsunami setinggi 28 meter di Pacitan
Ilustrasi tsunami. BMKG ungkap ada potensi tsunami setinggi 28 meter di Pacitan /Unsplash.com/ Andrey Nikolaev

GALAJABAR - Masyarakat Pacitan diminta siap dengan skenario terburuk gempa dan tsunami yang akan menerjang wilayahnya.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan hal itu untuk menghindari risiko bencana tersebut.

Selanjutnya, melalui keterangan resminya, Dwikorita mengatakan Pantai Pacitan memiliki potensi tsunami setinggi 28 meter dengan estimasti waktu tiba 29 menit.

Baca Juga: Tingkatkan Pemahaman Memecahkan Masalah Strategis, KKLN Hadirkan Narasumber dari Korsel hingga Australia

"Berdasarkan hasil penelitian, di Pantai Pacitan memiliki potensi tsunami setinggi 28 meter dengan estimasi waktu tiba sekitar 29 menit," kata Dwikorita dalam keterangan resminya.

"Adapun tinggi genangan di darat berkisar sekitar 15-16 meter dengan potensi jarak genangan mencapai 4 - 6 kilometer dari bibir pantai," sambungnya.

Hal tersebut disampaikan Dwikorita saat melakukan simulasi gempa bumi dan tsunami yang digelar bersama Kementerian Sosial di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

Baca Juga: Catat, Makanan yang Rekomendasi dr Reisa Broto Asmoro untuk Meningkatkan Kualitas Sperma Pria

Dalam simulasi tersebut, Dwikorita bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji melakukan verifikasi zona bahaya dan menyusuri jalur evakuasi bencana.

Ia berharap dengan adanya simulasi itu bisa membuat masyarakat yang berada di zona bahaya sudah tidak bingung ketika dihadapkan dengan bencana tersebut.

"Untuk masyarakat yang berada di pantai, tidak perlu menunggu perintah, aba-aba, atau sirine, segera lari karena waktu yang dimiliki hanya sekitar 29 menit, sedangkan jarak tempat yang aman yang lebih tinggi cukup jauh," ujarnya.

Baca Juga: Sperma dalam Makanan Bikin Heboh, Berikut 11 Fakta Unik Tentang Sperma yang Wajib Diketahui

Hal ini dilakukan karena untuk meminimalisir jumlah korban jiwa maupun kerugian materi saat terjadi bencana.

"Jika masyarakat terlatih maka tidak ada istilah gugup dan gagap saat bencana terjadi. Begitu gempa terjadi, baik masyarakat maupun pemerintah sudah tahu apa-apa saja yang harus dilakukan dalam waktu yang sangat terbatas tersebut," tegasnya.

Lebih lanjut, Dwikorita mengatakan hingga saat ini belum ada negara yang bisa memprediksi secara akurat kapan dan bagaimana akan datang.

Baca Juga: Ciri Kiamat Salah satunya Kemunculan Imam Mahdi, Kenali Ciri-Ciri Imam Mahdi

Oleh karena itu, dia berharap dengan adanya simulasi bencana yang rutin dilakukan membuat warga sekitar lebih siap jika dihadapkan dengan sebuah bencana seperti gempa dan tsunami.***

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x