Demokrat Nilai Hasto Gagal Move On dari Pilpres 2004 dan 2009

- 24 Oktober 2021, 11:18 WIB
Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto
Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto /ANTARA/HO-PDIP

Baca Juga: Update Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 24 Oktober 2021: Antam dan UBS Naik Tipis

Ini berarti, tidak mungkin ada pendekatan kekuasaan yang dilakukan oleh salah satu kontestan.

Terlebih, hasil-hasil survei juga tidak jauh berbeda dengan hasil Pemilu saat itu.

“Hasil-hasil survei dari seluruh lembaga survei juga tak jauh berbeda dengan hasil Pemilu saat itu yang memenangkan SBY-Boediono,” ungkap Kamhar.

Oleh karena itu, dia meminta agar Hasto tidak membuat argumen ngawur terkait hal ini.

“Jadi Hasto tak usah buat argumen yang ngawur dan sok intelek tapi tak punya justifikasi, hanya ilusi,” imbuhnya.

Baca Juga: Baru Rilis! Kode Redeem FF 24 Oktober 2021, Ada Skin dan Senjata Andalan

Sebelumnya, menanggapi ucapan Kamhar yang menyebutnya hidup di alam mimpi di era SBY, Hasto menyebut perlu ada kajian akademis agar perbandingan kinerja antara SBY dan Jokowi menjadi objektif.

“Sebenarnya yang paling objektif kalau dilakukan kajian akademis, dengan menggunakan mixed method dari aspek kuantitatifnya bagaimana jumlah jembatan yang dibangun antara 10 tahun Pak SBY dengan Pak Jokowi saat ini saja. Jumlah pelabuhan, jalan tol, lahan-lahan pertanian untuk rakyat, bendungan-bendungan untuk rakyat, itu kan bisa dilakukan penelitian yang objektif,” ujar Hasto.

Hasto juga menyampaikan, secara kualitatif terjadi kecurangan secara masif saat Pemilu di era SBY. Dia mengatakan ada manipulasi pada data daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2009.

Halaman:

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x