Sebut Utang Indonesia Tinggi karena Warisan Masa Lalu, Rizal Ramli Sentil Sri Mulyani: Ngeles Kok Kebangetan!

- 28 Oktober 2021, 18:30 WIB
Ekonom Senior Rizal Ramli
Ekonom Senior Rizal Ramli /Tangkapan Layar YouTube Fadli Zon Official

GALAJABAR - Ekonom senior, Rizal Ramli soroti pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mengatakan bahwa utang Indonesia tinggi karena warisan dari masa lalu.

Sebelumnya, Sri Mulyani mengatakan bahwa Indonesia sudah memiliki utang yang parah sejak puluhan tahun yang lalu.

Ia juga menyatakan utang Indonesia semakin memburuk saat krisis moneter tahun 1997-1998. Bukan hanya itu, ia mengatakan lonjakan utang terjadi karena adanya bail out.

Baca Juga: Serukan Aksi di Hari Sumpah Pemuda, BEM SI Tekan Jokowi dengan Suara 'Kami Akan Ada dan Terus Berlipat Ganda'

“Waktu ada krisis 1997-1998 dengan adanya bail out, makanya utang kita (negara) sangat tinggi karena obligasi. Jadi ujung-ujungnya adalah beban negara,” ujarnya dikutip Galajabar Kamis, 28 Oktober 2021.

Sri Mulyani menjelaskan pada saat itu (Krisis Moneter) banyak perusahaan dan perbankan yang meminjam dolar Amerika Serikat (AS), termasuk obligasi pemerintah. Hal itu akhirnya menjadi beban untuk negara, lantaran nilai tukar rupiah ke dollar terus melonjak.

Dari yang awalnya Rp2.500 per dolar AS, lama kelamaan nilai tukarnya melonjak ke harga sekitar Rp17.000 per dolar AS.

Baca Juga: Naik Pesawat Wajib Tes PCR, Alvin Lie Heran: Peraturan Aneh dan Ironis, Memberatkan Masyarakat

Selain lonjakan utang, Sri Mulyani mengatakan pemerintah juga berusaha memberikan dorongan dana pada perusahaan agar tidak semakin banyak yang buntung.

Menanggapi hal itu, ekonom senior Rizal Ramli menganggap yang diutarakan Sri Mulyani semakin ngawur.

"Makin ngawur. Ngeles kok kebangetan," cuit Rizal Ramli dikutip Galajabar dari Twitter @RamliRizal, Kamis 28 Oktober 2021.

Lebih lanjut, Rizal Ramli menilai pernyataan tersebut hanyalah pembelaan atas utang negara di masa pemerintahan Jokowi.

Baca Juga: Lagi, BEM SI Gelar Unjuk Rasa Gegara Tak Kunjung Direspons Jokowi, Ini Deretan Tuntutannya pada Presiden

"Dalam tradisi negara demokratis, jika anda berkuasa boleh menyalahkan pemerintahan aebelumnya maks 6 bulan," sambungnya.

Politisi ini juga meminta Sri Mulyani fokus membenahi utang-utang Indonesia terutama di masa pemerintahan Jokowi.

"Setelah itu, ndak bisa lagi terus nyalahin pemerintah sebelumnya, anda kuasa kok untuk benahi  !Wajah tersenyum dengan mulut terbuka dan mata bahagia Malah +utang gila2an," tandasnya.***

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x