Dengan adanya baliho tersebut, dia menilai masyarakat akan menjustifikasi Puan memiliki kepentingan di balik bantuannya kepada korban bencana.
Tentu hal ini tidak baik bagi karir politik Puan.
"Itu membuat rakyat menilai bahwa Puan ada maunya dan ada unsur politiknya dan itu bisa membuat rakyat tak simpati. Jika rakyat tak simpati, maka akan membuat elektabilitasnya makin jeblok,” pungkasnya.
Baca Juga: Ekonom Faisal Basri Heran, Banyak Pejabat Pemerintah Rangkap Jadi Pengusaha: Sudah Gila Negeri Ini!
Dalam baliho yang tersebar, tampak potret diri Puan dengan latar para pengungsi. Selain itu, ada pula tulisan ‘Relawan Puan Maharani’ dilengkapi kalimat penyemangat.
“Tangismu, tangisku. Ceriamu, ceriaku. Saatnya bangkit menatap masa depan,” demikian yang tertulis dalam baliho Puan.
Seorang warga Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Ahmad Samiludin adalah satu warga yang mengaku kecewa.
Baca Juga: RSUD Cibabat Siaga Omicron, Ngatiyana: Puskemas dan Rumah Sakit Harus Siap
Menurutnya, dana yang dipakai untuk membuat baliho itu lebih baik dialokasikan untuk membantu para pengungsi.
“Jujur kalau itu ndak pantas karena orang lagi berduka. Kalau mau bagi-bagi bantuan saja, jangan baliho,” ujarnya.