GALAJABAR - Direktur Pusat Riset Politik Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam turut menanggapi pernyataan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko.
Menurut Saiful, menyandingkan BJ Habibie dengan Megawati Soekarnoputri soal riset yang telah dihasilkan adalah upaya Laksana untuk menjilat kekuasaan.
Saiful mengatakan, seorang peneliti seharusnya bicara kebenaran secara utuh. Bukan memuja-muji dengan atau tanpa dasar yang jelas.
Baca Juga: Waspada! Kasus Positif Omicron Mencapai 254 Kasus, Hanya Timbulkan 2 Gejala Saja
Bahkan, Saiful mempertanyakan, apa hasil dari riset Megawati yang dipuji-puji oleh Laksana.
“Terkait pernyataan Kepala BRIN, menurut saya berlebihan. Kita lihat saja apa bukti hasil riset Megawati? Apakah dimuat di jurnal terindeks mana?” katanya pada wartawan Selasa, 4 Januari 2022.
Sebab, pengertian concern di bidang riset artinya melakukan penelitian. Oleh karena itu, tidak pantas membandingkan Habibie dengan Megawati.
Baca Juga: Hikmah: Ini Dia Orang Tidak Berilmu, Tidak Beragama, dan Tidak Dekat dengan Allah
“Saya kira jangan bandingkan antara Habibie dengan Megawati. Kalau BJ Habibie jelas riset yang dihasilkannya, kalau Megawati kira-kira apa riset yang dihasilkannya?” tutur Saiful.
Lebih lanjut, pengamat politik ini meminta Kepala BRIN untuk menjelaskan dan membuktikan pujiannya kepada publik.
Karena jika tidak, publik bisa menilai pernyataan tersebut hanya sebuah buaian belaka.
“Atau bahkan ingin menjilat, yang pada kenyataannya tidak sesuai dengan fakta empiris. Tugas BRIN sebenarnya sebagai kumpulan para ilmuwan dan peneliti agar setiap ucapannya didasarkan pada fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan hanya sekadar omong doang atau omdo,” tandasnya.
Dalam pernyataan yang beredar melalui media sosial, Laksana menyebut politisi yang pernah bicara science itu hanya BJ Habibie dan Megawati.
“Yang pernah bicara science itu hanya Pak Habibie dan Bu Mega,” ungkap Laksana.
Oleh karena itu menurut Laksana, wajar jika Megawati dipercaya menjadi Ketua Dewan Pengarah BRIN. ***