Bicara dalam Koloseum Santri di Jombangu, Yenny Wahid Ungkap Mahfud MD Santri yang Berani Lawan Koruptor

- 7 Januari 2024, 18:56 WIB
Yenny Wahid Dukung Ganjar Mahfud MD
Yenny Wahid Dukung Ganjar Mahfud MD /



GALAJABAR - Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid mengungkapkan bahwa Indonesia kedepan membutuhkan pemimpin yang berani melawan koruptor dan berkomitmen kuat dalam penegakan hukum.

Pernyataan ini disampaikan Yenny Wahid menjawab pertanyaan peserta terkait sosok pemimpin bangsa kedepan dalam acara 'QNA Bareng Yenny Wahid  Koloseum Santri “Mencari Pemimpin Para Santri” di Jombang Jawa Timur, Sabtu 6 Januari 2024.

Menurut Yenny Wahid, negara Indonesia merupakan negara besar. Dan saat ini masuk dalam daftar 16 negara terkaya di dunia dari ratusan negara yang ada.

Baca Juga: Ketua RT dan RW Berperan Penting Sukseskan Pembangunan di Kota Bandung, Jaga Kondusifitas Jelang Pilkada

Bahkan, Yenny mengutip penelitian dari Pricewaterhouse Coopers yang memprediksi Indonesia bakal menjadi negara dengan kekuatan ekonomi kelima di dunia tahun 2045 atau Indonesia Emas.

"Ramalan ini didapatkan melalui sebuah proyeksi yang beradasrkan faktor-faktor mengenai Indonesia, misalnya demografi, usia produktifnya berpa tahun 2045, kekayaan Indonesia apa saja, Sumber Daya Alam apa saja," katanya.

Saat ini, lanjut Yenny, Indonesia memiliki kekayaan yang luar biasa dari Sumber Daya Alam antara lain nikel yang merupakan bahan baku pembuatan baterai dan mobil listrik, kelapa sawit, dan lainnya.

"Ini semua ditabulasi menjadi satu, kemudian ada proyeksi pertumbuhan ekonomi dapatlah data tadi Indonesia jadi kekuatan ekonomi kelima dunia," ungkapnya.

Namun, Direktur Wahid Foundation ini mengungkapkan bahwa Indonesia untuk menjadi negara dengan kekuatan kelima dunia ada syaratnya yaitu dibutuhkan pemimpin yang mampu memberantas korupsi.

"Kalau mau negara ini menjadi negara yang betul-betul kaya. Negaranya kaya dan rakyatnya kaya maka korupsinya harus diberantas. Kalau negara kita kaya, tapi masih miskin pasti ada yang salah yaitu masih ada korupsi," tegas Yenny.

Menurutnya, hal tersebut menjadi tantangan terbesar di Indonesia. Sehingga harus segera dikoreksi.

"Kalau tidak ada penegakan hukum, yang terjadi korupsi di Indonesia akan terus merajalela. Jadi negara ini membutuhkan pemimpin yang punya komitmen kuat untuk menegakan hukum di Indonesia dan rekam jejak terbukti berani melawan koruptor," ungkapnya.

Dijelaskan Yenny Wahid, kriteria tersebut adanya di sosok Mahfud MD yang kini jadi calon wakil presiden nomor urut 03 berpasangan dengan Ganjar Pranowo.

"Mahfud MD santri yang berani menegakan hukum dan melawan koruptor," katanya.

Dia pun membandingkan ada juga santri yang ikut Pilpres 2024 pada pasangan calon yang lain. Namun kata Yenny santri yang satunya tersebut pernah terjerat kasus hukum.

Baca Juga: Bey Machmudin Serahkan Santunan Korban Kecelakaan Kereta Api di Cicalengka Disela Isak Tangis Keluarga Korban

"Santri yang satunya malah pernah terjerat kasus hukum. Kalau sudah begitu bikin malu para santri. Jadi jangan juga mudah terlena oleh rayuan. Ada santri 24 karat, ada juga santri yang kaleng-kaleng. Ada santri yang menegakan hukum dan ada santri yang tersandung kasus hukum," jelasnya.

"Yang dibutuhkan pemimpin kedepan yang menegakan hukum dan berani melawan koruptor," lanjutnya.

Menurut Yenny kebaranian Mahfud MD dalam melawan koruptor bukan untuk kepentingan dirinya melainkan untuk kepentingan bangsa. Sebab, sikapnya tersebut penuh dengan resiko.

Hal tersebut juga pernah dilakukan Presiden Indonesia ke-4 KH Abdurrahman Wahid yang juga ayah Yenny Wahid, yang juga tidak mau berkompromi dengan para koruptor sehingga dia dilengserkan dari jabatannya.

"Ada santri yang ketika tidak mau berkompromi dengan koruptor dia dilengserkan, yaitu Gus Dur," katanya.

Yenny pun mengibaratkan andaikan waktu bisa diputar kembali dan disuruh memilih antara mempertahkan kekuasan ayahnya tapi berkompromi dengan koruptor atau dilengserkan dari jabatannya maka dia akan memilih untuk dilengserkan.

"Buat saya, walaupun dilengserkan 100 kali tapi melawan koruptor itu adalah takdir yang yang harus kita jalani. Perjuangan ini untuk Indonesia yang bersih, Indonesia yang berprimanusiaan dan berkeadilan harus ditegakkan," pungkasnya.***

Editor: Ryan Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x