Flashback, 21 Februari; Terbunuhnya Tokoh Muslim Afro-Amerika, Malcolm X

21 Februari 2021, 07:40 WIB
Malcolm X /ethnics.org.au/

GALAJABAR - Dunia sempat digemparkan berita terbunuhnya tokoh musim Afrika-Amerika, Malcolm X pada 21 Februari 1965. Berita pembunuhan Malcolm X dianggap sebagai pembungkaman atas suara penghentian penindasan yang dilandasi ras. Terutama yang dialami warga Afrika-Amerika.

Malcolm dibunuh saat berpidato di hadapan anggota Organisasi Persatuan Afro-Amerika di Audubon Ballroom, Manhattan. Diduga pembunuh pria yang dilahirkan di Nebraska, 19 Mei 1925 tersebut adalah kelompok pesaing berjuluk Black Muslims.

Baca Juga: Liga Inggris, Kalah dari Everton Liverpool Capai Titik Terendah

Sebelum menjadi tokoh pergerakan muslim Afro-Amerika, Malcolm pernah mendekam di penjara pada 1946 lantaran terlibat dalam sebuah perampokan dalam usia 21 tahun.

Di dalam penjara Malcolm mengenal sosok pemimpin organisasi Nation of Islam, Elijah Muhammad. Pertemuan tersebut membawa Malcolm menjadi seorang muslim dan banyak belajar pergerakan islam di Amerika.

Seiring perjalanan menyuarakan pergerakan anti rasialisme, Malcolm dihormati dan dikagumi komunitas Afrika-Amerika tak hanya di New York, tetapi juga di seluruh Amerika Serikat. Pada awal 1960-an, Malcolm mulai mengembangkan sebuah filosofi yang lebih terbuka dalam menyuarakan kemerdekaan warga keturunan Afrika Amerika, dibanding yang digunakan Elijah Muhammad.

Baca Juga: Liga Inggris, Chelsea Bawa Satu Poin dari St. Mary's

Malcolm akhirnya mendirikan organisasi pergerakannya sendiri yang dinamai Organisasi Persatuan Afrika-Amerika pada Juni 1964. Namun organisasi ini dianggap pesaing oleh kelompok Nation of Islam pimpinan Elijah.

Filosofi yang diusung Malcolm X ini banyak memengaruhi terutama para pemimpian Komite Kordinasi Mahasiswa Anti-kekerasan. Pada 21 Februari 1965, Malcolm sedang mempersiapkan pidatonya di Audubon Ballroom di Manhattan.

Baca Juga: PPKM Mikro Diperpanjang, TNI Kerahkan 10.000 Babinsa Jadi Pelacak Covid-19

Seorang di antara 400 hadirin tiba-tiba berteriak. "Hei, Negro menyingkirlah dari kehidupanku," ujar orang itu. Saat Malcolm dan pengawalnya mencoba mengusir pria tersebut, seorang pria lain mendekat ke depan dan menembak dada Malcolm. Dua orang lainnya yang membawa senapan mesin otomatis kemudian datang menyerang dan menembak Malcolm yang sudah tersungkur.

Malcolm dinyatakan meninggal dunia pada pukul 15.30, tak lama setelah tiba di RS Columbia Presbyterian. Hasil otopsi mengidentifikasi 21 luka tembak di dada, bahu kiri, lengan , dan kaki termasuk satu luka menganga akibat tembakan pertama.

 

Editor: Wahyu Budiantoro

Sumber: Wikipedia.org

Tags

Terkini

Terpopuler