GALAJABAR - “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik….” (QS. Al-Ahzab: 21)
Memiliki pasangan yang berakhlak mulia dan bersikap baik terhadap keluarga tentu menjadi dambaan setiap orang.
Tapi pada kenyataannya, menjaga rumah tangga agar tetap langgeng dan harmonis bukanlah perkara yang mudah, apalagi kita hanyalah manusia biasa. Tak jarang ada masalah yang hadir di dalam hubungan hingga memengaruhi keharmonisan rumah tangga.
Sebagai umat Islam, kita sudah diberikan suri tauladan dalam menjalani kehidupan, termasuk dalam berumah tangga. Ya, benar beliau adalah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam.
Baca Juga: Tak Ingin Terpecah Belah, PA 212 Ajak TNI dan Ulama Jaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Nabi Muhammad SAW menjadi teladan paripurna dalam menjalani kehidupan di dunia ini bagi seluruh umat Islam. Tidak hanya dalam urusan ibadah saja, tapi juga dalam berinteraksi sosial, termasuk berhubungan dengan istri.
Nabi Muhammad saw. telah memberikan contoh bagaimana seharusnya mengarungi biduk rumah tangga dengan baik. Sehingga ‘tujuan’ menikah atau berumah tangga yaitu sakinah (ketentraman) bisa diraih. Karena bagaimanapun kehidupan rumah tangga Nabi Muhammad SAW merupakan aplikasi dari nilai-nilai qur'ani.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam bersabda,
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan sebaik-sebaik kamu adalah orang yang paling baik kepada istrinya.” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Hibban)
Dalam hadits ini, dikatakan bahwa laki-laki yang paling baik adalah mereka yang memperlakukan istrinya dengan baik. Lantas, apa saja akhlak mulia Rasulullah SAW terhadap istri, yang patut kita tiru?
- Sosok yang romantis
Nabi juga bukan hanya orang yang pengertian, ia pun termasuk sosok romantis agar menjaga cintanya tetap bersemi dalam hari.
Suatu ketika Rasulullah SAW pernah menggigit daging bekas gigitan Aisyah, minum dari gelas bekas Aisyah dan pada malam tiba, ia mengajak Aisyah jalan-jalan sambil berbincang.
Sikap romantis itu ditunjukkan Nabi Muhammad SAW kepada istrinya, bahkan saat ia menjadi nabi dan rasul, tidak menghalangi perbuatannya untuk berlaku romantis.
- Mengobrol dengan istri
Bercengkerama dengan istri adalah salah satu perkara yang bermanfaat, bahkan termasuk ibadah. Namun, perbincangan itu pun harus seputar hal-hal yang bermanfaat, baik untuk perkara dunia maupun akhirat.
“Adalah dahulu Nabi shallallahu alaihi wa sallam jika berkumpul bersama Aisyah radhiyallahu anha di malam hari, maka Rasulullah berbincang-bincang dengan putri Abu Bakar Radhiyallahu anhuma.” (HR. Bukhari)
- Mencium istri sebelum pergi
Salah satu sisi romantis Rasulullah SAW ialah beliau mencium istrinya sebelum keluar untuk salat. Hal ini menunjukkan bagaimana Rasulullah SAW mengekspresikan cinta serta memperlihatkan kelembutan beliau dalam memperlakukan istrinya.
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, dia berkata,
“Rasulullah selalu mencium istrinya sebelum keluar untuk shalat, kemudian keluar menunaikan shalat tanpa berwudhu dahulu.” (HR. Ahmad)
Baca Juga: MUI Minta Menag Yaqut Atur Juga Pengeras Suara di Rumah Ibadah Agama Lain, Begini Katanya
- Memberikan pujian kepada istri
Meski terkesan sepele, tapi pujian memiliki efek yang besar dalam suatu hubungan. Memberikan pujian itu juga menandakan baiknya suami terhadap sang istri. Rasulullah mencontohkan bagaimana beliau memanggil Aisyah radhiyallahu 'anha, sang istri tercinta dengan panggilan sayang Humaira, artinya 'wahai pipi yang kemerah-merahan'. Dari ‘Aisyah, ia berkata,
“Orang-orang Habasyah (Ethiopia) pernah masuk ke dalam masjid untuk bermain, lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggilku, “Wahai Humaira (artinya: yang pipinya kemerah-merahan), apakah engkau ingin melihat mereka?” (HR. An Nasa'i)
- Mandi bersama istri
Salah satu hal yang bisa memupuk cinta antara pasangan suami istri adalah mandi bersama setelah berhubungan intim. Hal ini bahkan dianjurkan oleh Rasulullah SAW dalam ucapan dan praktiknya, di mana beliau pernah mandi dalam satu wadah bersama istrinya, Aisyah.
“Aku dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi bersama dalam suatu wadah yang sama sedangkan kami berdua dalam keadaan junub.” (HR Bukhari dan Muslim)
- Menenangkan amarah dan menyudahi sedih
Diriwayatkan dalam sebuah hadis sahih, suatu ketika Aisyah tengah marah. Mengetahui hal itu, Rasulullah lantas mencubit lembut hidung Aisyah seraya berucap, ‘Wahai Uwaisy, katakanlah, ‘Ya Allah, ampunilah dosaku, hilangkan amarah di hatiku dan selamatkan aku dari fitnah dunia menyesatkan’.”
Di sisi lain, saat melihat istri bersedih, Rasulullah tak sungkan mengusap air mata itu dengan kedua tangannya. Hal ini Ia lakukan pada istrinya, Shofiyah saat dalam perjalanan.
- Ikut membantu pekerjaan rumah tangga
Secara hukum asal, urusan dapur dan pekerjaan rumah merupakan kewajiban istri. Kendati demikian, hal ini tak menghalangi Rasulullah untuk ikut turun tangan membantu pekerjaan istrinya.
Urwah bertanya kepada Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala bersamamu (di rumahmu)?” Aisyah menjawab, “Beliau melakukan seperti apa yang dilakukan salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya. Beliau mengesol sandalnya, menjahit bajunya dan mengangkat air di ember.” (HR Ibnu Hibban).
- Berpenampilan prima di hadapan istri
Bukan hanya istri saja yang perlu menjaga penampilannya di hadapan suami. Bahkan, Rasulullah sudah mencontohkan bahwa beliau selalu menjaga penampilannya di depan istri dan keluarga, yakni dengan bersiwak. Berikut Aisyah, salah satu istri Rasul shallallahu ‘alahi wa sallam menyampaikan pengamatannya,
“Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam jika masuk ke rumahnya, hal yang pertama kali beliau lakukan adalah bersiwak.” (HR Muslim)
- Membela istri dan berhusnuzan kepadanya
Seorang suami hendaknya selalu berhusnuzan atau berpikiran positif tentang istrinya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang suami untuk mencari-cari kesalahan istrinya. Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam melarang seseorang mendatangi istrinya di malam hari untuk mencari-cari tahu apakah istrinya berkhianat kepadanya atau untuk mencari-cari kesalahannya.” (HR. Muslim)
- Tidak pernah memukul dan menjelek-jelekkan istri
Lelaki sejati tidak akan memukul istrinya semarah apa pun ia kepada pasangannya. Namun, jika seorang istri membangkang kepada suami, maka diperbolehkan memukul dengan pukulan yang tidak menyebabkan cedera dan tidak pula mengenai wajah. Sebagaimana dikatakan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa beliau bersabda,
“Aku tidaklah pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memukul pembantu, begitu pula memukul istrinya. Beliau tidaklah pernah memukul sesuatu dengan tangannya kecuali dalam jihad (berperang) di jalan Allah”. (HR. Ahmad)
Nah, itulah 10 perlakuan nabi kepada istrinya pun bisa menjadi renungan dan contoh baik untuk ditiru. Semoga kita semua bisa diberi kekuatan untuk tetap berlaku adil dan selalu menghormati pasangan.***