Silsilah Ketupat, Kenapa Identik dengan Lebaran Hari Raya Idul Fitri, Begini Penjelasannya

8 April 2023, 07:58 WIB
Silsilah dari Ketupat yang identik dengan Lebaran /tangkap layar YouTube Mama Alvin/

GALAJABAR - Ketupat sudah menjadi ciri khas dan identik dengan Lebaran, bahkan kata Ketupat juga sering dipakai istilah di institusi sebagai penanda seperti di Kepolisian ada istilah Operasi Ketupat Lebaran. Tentu saja istilah itu dikaitkan dengan arus mudik Lebaran dan sebagai simbul Lebaran tersebut adalah Ketupat.

Ketupat sendiri adalah salah satu makanan yang ada ketika Hari Raya Idul Fitri nanti. Makanan yang berasal dari beras yang dibungkus dengan anyaman janur kuning ini biasanya disajikan dengan berbagai menu.

Melansir Nu Online, tradisi lebaran ketupat sebetulnya diambil dari satu hadits, yaitu: “man shoma ramadhana tsumma atba‘ahu syi’ta minsyawwalin fakaana shama kasiyaamidahron”.

Baca Juga: Bencana Longsor, Banjir Hantui Masa Mudik Lebaran 2023, Ini Kata Kepala BNPB

Artinya: Barang siapa yang berpuasa Ramadan, kemudian dilanjutkan dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal. Maka seperti telah berpuasa selama setahun penuh).  

Kata “ketupat” atau “kupat” berasal dari kata bahasa Jawa “ngaku lepat” yang berarti “mengakui kesalahan”. Sehingga dengan ketupat sesama Muslim diharapkan mengakui kesalahan dan saling memaafkan serta melupakan kesalahan.

Bungkus yang dibuat dari janur kuning melambangkan penolak bala bagi orang Jawa. Sedangkan bentuk segi empat mencerminkan prinsip “kiblat papat lima pancer”.

Yaitu bermakna bahwa ke mana pun manusia menuju, pasti selalu kembali kepada Allah SWT. Rumitnya anyaman bungkus ketupat mencerminkan berbagai macam kesalahan manusia.

Sedangkan warna putih ketupat ketika dibelah dua mencerminkan kebersihan dan kesucian setelah mohon ampun dari kesalahan. Beras sebagai isi ketupat diharapkan menjadi lambang kemakmuran setelah Hari Raya.

Pada masa lalu, terdapat tradisi unik yang berbau mistis, tetapi kini sudah jarang ditemukan. Ketupat dianggap sebagai penolak bala, yaitu dengan menggantungkan ketupat yang sudah matang di atas kusen pintu depan rumah.

Baca Juga: 18 KODE REDEEM FF FREE FIRE Weekend Ramadhan Sabtu 8 April 2023, Klaim di Situs Resmi Garena

Biasanya bersamaan dengan pisang, dalam jangka waktu berhari-hari, bahkan berbulan-bulan sampai kering. Dan ketupat disajikan bersama opor ayam dan sambal goreng. Ini pun ternyata ada makna filosofisnya.

Opor ayam menggunakan santan sebagai salah satu bahannya. Santan, dalam bahasa Jawa disebut dengan santen yang mempunyai makna “pangapunten” alias memohon maaf.

Saking dekatnya kupat dengan santen ini, ada pantun yang sering dipakai pada kata-kata ucapan Idul Fitri. Yaitu mangan kupat nganggo Santen, menawi lepat nyuwun pangapunten (makan ketupat pakai santan, bila ada kesalahan mohon dimaafkan).

Orang yang berpuasa seperti itu disebut kaffah atau kafatan, artinya sempurna. Orang Indonesia menyebutnya dengan kupat (ketupat) atau kupatan.

Itu sebabnya orang Indonesia setelah berpuasa Syawal, ada hari raya ketupat, artinya hari raya sempurna. Tradisi menyajikan ketupat hingga saat ini juga dilakukan oleh masyarakat keraton di Ubud, Bali.

Baca Juga: Menparekraf RI Apresiasi Keberhasilan Pokdarwis Kembangkan Desa Wisata Taraju Tasikmalaya

 

Dengan kata lain, ketupat sebagai makanan khas Nusantara masih tersaji pada upacara-upacara.

Baik itu masyarakat Muslim, Hindu, maupun masyarakat dengan kepercayaan-kepercayaan lokal.
Tidak hanya di Jawa, ketupat sudah lama dikenal di sejumlah daerah di Indonesia. Hal ini terlihat dari sejumlah makanan khas daerah yang mengikutkan ketupat sebagai pelengkap hidangan.

Di antaranya kupat tahu (Sunda), kupat glabet (Tegal), Coto Makassar, ketupat sayur (Padang), Sate Padang. Serta Laksa (Cibinong), doclang (Cirebon), gado-gado, sate ayam, dan kadang disajikan dengan bakso.***

Editor: Ryan Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler