Sejarah Kabupaten Garut, Dari Ibu Kota Limbangan Hingga Pelesetan Lafal Kakarut Jadi Gagarut

- 9 Maret 2021, 10:11 WIB
lambang kabupaten garut
lambang kabupaten garut /


GALAJABAR - Pada tahun 1811, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman William Daendels membubarkan Kabupaten Limbangan. Alasannya, produksi kopi Limbangan menurun hingga titik paling rendah nol dan bupatinya menolak perintah menanam nila (indigo).

Seperti dirilis laman resmi Pemkab Garut, pada tanggal 16 Februari 1813, Gubernur Jenderal Belanda, Thomas Stamford Raffles mengeluarkan surat keputusan tentang pembentukan kembali Kabupaten Limbangan yang beribu kota di Suci. Namun, untuk sebuah kota kabupaten, Suci dinilai tidak memenuhi persyaratan karena kawasannya cukup sempit.

Berkaitan dengan hal tersebut, Bupati Limbangan Adipati Adiwijaya (1813-1831) membentuk panitia pencarian tempat yang cocok untuk dijadikan ibu kota kabupaten. Pada awalnya, panitia menemukan Cimurah, sekitar 3 Km sebelah timur Suci yang sekarang dikenal dengan nama Kampung Pidayeuheun. Namun, tempat tersebut punya masalah ketersediaan air bersih sehingga tidak tepat menjadi ibu kota.

Selanjutnya panitia mencari lokasi ke arah barat Suci. Berjarak sekitar 5 Km ditemukan tempat yang cocok dijadikan ibu kota. Selain tanahnya subur, tempat tersebut memiliki mata air yang mengalir ke Sungai Cimanuk serta pemandangannya indah dikelilingi Gunung Cikuray, Papandayan, Guntur, Galunggung, Talaga Bodas dan Karacak.

Baca Juga: Swiss Tak Lagi Ramah dengan Muslimah, Amnesti Internasional Kecam Pelarangan Cadar

Saat ditemukan, mata air berupa telaga kecil yang tertutup semak belukar berduri. Saat itu, seorang panitia tangannya tergores sampai berdarah. Dalam rombongan panitia, turut pula seorang Eropa yang ikut membenahi tempat tersebut. Begitu melihat tangan salah seorang panitia tersebut berdarah, langsung bertanya, "Mengapa berdarah?" Orang yang tergores menjawab, tangannya kakarut (tergores). Orang Eropa atau Belanda tersebut menirukan kata kakarut dengan lidah yang tidak fasih sehingga sebutannya menjadi "gagarut".

Sejak saat itu, para pekerja dalam rombongan panitia menamai tanaman berduri dengan sebutan "Ki Garut" dan telaganya dinamai "Ci Garut". (Lokasi telaga ini sekarang ditempati oleh bangunan SLTPI, SLTPII, dan SLTP IV Garut). Dengan ditemukannya Ci Garut, daerah sekitar itu dikenal dengan nama Garut. Cetusan nama Garut tersebut direstui oleh Bupati Kabupaten Limbangan Adipati Adiwijaya untuk dijadikan ibu kota Kabupaten Limbangan.

Pada tanggal 15 September 1813 dilakukan peletakkan batu pertama pembangunan sarana dan prasarana ibukota, seperti tempat tinggal, pendopo, kantor asisten residen, masjid, dan alun-alun. Di depan pendopo, antara alun-alun dengan pendopo terdapat "Babancong" tempat Bupati beserta pejabat pemerintahan lainnya menyampaikan pidato di depan publik.

Setelah tempat-tempat tadi selesai dibangun, ibu kota Kabupaten Limbangan pindah dari Suci ke Garut sekitar tahun 1821. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal No: 60 tertanggal 7 Mei 1913, nama Kabupaten Limbangan diganti menjadi Kabupaten Garut dan beribu kota Garut pada tanggal 1 Juli 1913.

Baca Juga: AHY Akhirnya Berbincang dengan Mahfud MD Bahas Masalah Internal Partai Demokrat

Halaman:

Editor: Digdo Moedji


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah