Ada Sariamin Ismail pada Google Doodle Hari Ini, Ini Sosok Penulis Novel Perempuan Pertama di Indonesia

- 31 Juli 2021, 09:13 WIB
Sariamin Ismail, novelis perempuan pertama di Indonesia jadi ilustrasi Google Doodle hari ini.
Sariamin Ismail, novelis perempuan pertama di Indonesia jadi ilustrasi Google Doodle hari ini. /Google Doodle/

 

GALAJABAR - Ada kalanya saat membuka laman mesin pencari, Google kita disuguhi gambar atau doodle berbeda. Biasanya disesuaikan dengan momentum atau pereyaan hari tertentu.

Seperti hari ini, Sabtu 30 Juli laman utama Google menampilkan Doodle yang menampilkan ilustrasi penulis Sariamin Ismail yang tengah menulis di tengah-tengah tulisan Google.

Hari ini adalah hari peringatan ulang tahun Sariamin Ismail ke-112 tahun.

Baca Juga: Heboh Laptop Merah Putih Berharga Fantastis, Aktivis: Pengadaannya Harus Transparan, Jangan Sampai Ada Mark-up

Mengutip Galamedia dari Wikipedia dan Antara, Sabtu, Sariamin Ismail lahir di Talu, Talamau, Pasaman Barat, Sumatra Barat, 31 Juli 1909, adalah penulis Indonesia yang tercatat sebagai novelis perempuan pertama di Indonesia. Ia sering memakai nama samaran Selasih dan Seleguri, atau gabungan kedua nama Selasih Seleguri.

Novel pertamanya berjudul "Kalau Tak Untung" diterbitkan oleh Balai Pustaka pada 1934.

Selain menulis, Sariamin dikenal aktif mengikuti kegiatan organisasi. Dari tahun 1928 dan 1930, ia mengetuai perkumpulan pemuda Islam Jong Islamieten Bond bagian wanita untuk wilayah Bukittinggi.

Baca Juga: Dulu Firli ‘Harimau KPK’, Usai Ketemu Juliari Batubara Jadi ‘Kucing’, Dosen UIN Jakarta: Mengaum di Awal

Di Padangpanjang, Sariamin mengetuai cabang SKIS dan menulis untuk majalah Soeara Kaoem Iboe Soematra, majalah yang dikelola oleh perempuan. Selain itu, ia membagi waktunya untuk mengajar di sekolah swasta Diniyah School dan menjadi pengasuh tetap "Mimbar Putri" di Harian Persamaan.

Menjelang akhir tahun 1930-an, ia menjadi wartawan dan penulis yang cukup vokal di majalah perempuan Soeara Kaoem Iboe Soematra. Ia mengutuk poligami dan menekankan pentingnya hubungan keluarga inti di Minangkabau lewat Soeara Kaoem Iboe Soematra.

Dalam Harian Persamaan, Sariamin mengkritik ketidakadilan peraturan gaji bagi pegawai wanita, terutama guru wanita.

Ia menerbitkan novel pertamanya, "Kalau Tak Untung" pada tahun 1933, yang menjadikannya sebagai novelis perempuan pertama dalam sejarah Indonesia.

Baca Juga: Drakor Terbaru, The Great Shaman Ga Doo-shim, Kisah Romantis Penuh Misteri, Ini Sinopsisnya

Diterbitkan oleh Balai Pustaka milik pemerintah, konon inspirasi novel ini adalah beberapa kejadian nyata dalam hidupnya yaitu tunangannya yang menikahi wanita lain, dan kisah dua sahabat kecilnya yang saling jatuh cinta namun tak bisa bersatu. Ia kembali menerbitkan novel pada tahun 1937 berjudul "Karena Keadaan".

Bersama kepindahannya ke Kuantan sejak 1941, Sariamin naik sebagai anggota parlemen daerah untuk Provinsi Riau setelah terpilih pada tahun 1947. Ia terus menulis untuk sisa umurnya.

Sang penulis meninggal di Pekanbaru, Riau, 15 Desember 1995 pada umur 86 tahun.

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x