Bak 'Kiamat Luar Angkasa', Ukuran Matahari Membesar hingga Meluas ke Mars, Ilmuwan: Ini Tentu Menelan Bumi

- 14 September 2021, 17:40 WIB
Ilustrasi Matahari
Ilustrasi Matahari /

GALAJABAR - Matahari merupakan sumber energi yang paling penting dibutuhkan oleh manusia di seluruh dunia.

Diketahui, matahari kini diperkirakan sudah berusia 4,6 miliar, yang menjadi banyak pertanyaan dan sedang diteliti yakni berapa lama lagi matahari akan hidup.

Astronom memperkirakan matahari akan hidup selama 10 miliar tahun lagi, hal tersebut berdasarkan pengamatan dari bintang-bintang lainnya.

Baca Juga: Panas! Jerry Massie Sebut Otak Ngabalin Jauh di Bawah Rizal Ramli: Beda Langit dan Bumi

Namun selama usia tersebut, banyak hal yang akan terjadi, dalam waktu 5 miliar tahun lagi matahari akan berubah menjadi merah dan ukurannya akan menjadi lebih besar.

Inti matahari akan menyusut, tetapi bagian luarnya akan meluas hingga ke orbit Mars. Hal ini tentunya akan menelan bumi dalam proses.

Namun sebagai catatan apabila bumi masih ada hingga saat itu.

Baca Juga: MENGEJUTKAN! Diduga UFO Muncul di Dekat Matahari, Ini Penjelasan Resmi NASA

Dilansir galajabar dari Science Alert menuliskan, satu hal yang pasti kehidupan manusia saat ini sudah tidak ada lagi.

Umat manusia hanya memiliki waktu 1 miliar tahun lagi kecuali memiliki jalan keluar dari sini.

Penyebabnya adalah Matahari memiliki peningkatan kecerahan sekitar 10 persen per miliar tahun.

Angka tersebut bukan menjadi yang besar namun memiliki dampak yang signifikan untuk bumi.

Baca Juga: Polri: Tersangka Kasus Kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang Kemungkinan Lebih dari Satu

Lautan di bumi akan menguap dan permukaan menjadi terlalu panas untuk membentuk air.

Pada sebuah studi di tahun 2018 menemukan matahari akan menyusut menjadi katai putih dan berakhir menjadi planet Nebula. Hal tersebut sudah terjadi pada 90 persen bintang lainnya.

"Saat bintang mati, akan mengeluarkan massa gas dan debu, dikenal sebagai selubung, ke luar angkasa. Itu bisa mencapai setengah massa bintang,” kata astrofisikawan dari Universitas Manchester di Inggris yang juga penulis studi, Albert Zijlstra.

Baca Juga: Gambaran Mengerikan Hari Kiamat Sudah Tertulis dalam Alquran, Begini Penjelasannya

“Ini mengungkapkan inti bintang, yang pada titik ini kehidupan bintang sedang berjalan kehabisan bahan bakar, menjadi padam dan sebelum akhirnya mati," katanya.

Dinamakan planet Nebula bukan karena ada hubungannya dengan planet. Ini pertama kali ditemukan oleh William Herschel pada akhir abad ke-18.

Dirinya mengamati semua mirip dengan planet saat dilihat menggunakan teleskop.

Baca Juga: Pengamat: Jokowi dan Anak Buahnya Silahkan Buat Tutorial Agar Harta Meroket di Masa Pandemi

Kemudian, 30 tahun lalu para astronom menemukan Nebula paling terang yang ada di galaksi lain dengan tingkat kecerahan yang hampir sama.

Itu berarti secara teoritis, para astronom bisa menghitung jarak Nebula yang teramati di galaksi lain.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x