Sejarah Sumpah Pemuda, Secarik Kertas Moehammad Yamin Hingga Cita-cita Indonesia

- 19 Oktober 2020, 09:31 WIB
background sumpah pemuda
background sumpah pemuda /freepix.com

GALAJABAR - Pada 28 Oktober merupakan salah satu hari bersejarah bagi Indonesia. Di saat itu, pemuda dan pemudi Indonesia sepakat untuk bersatu.

Kesepakatan itulah yang belakangan dikenal sebagai Sumpah Pemuda.

Namun tahukah anda jika teks Sumpah Pemuda berawal dari coretan Moehammad Yamin.  

Dari penelusuran galajabar, rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan).

Baca Juga: Pengaruh MJO di Fase Awal La Nina, Wilayah Indonesia Bakal Hujan Lebat Sepekan Mendatang

Ia berbisik kepada Soegondo: Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini).

Kemudian Soegondo membubuhi paraf setuju pada secarik kertas tersebut. Lalu diteruskan kepada yang lain untuk paraf setuju juga.

Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.

Baca Juga: Cuaca Jawa Barat Hari Ini Hujan Disertai Petir, BMKG Keluarkan Peringatan Dini

Semua itu terjadi pada Kongres Pemuda kedua yang digelar Jakarta pada 27-28 Oktober 2928.

Keputusan itu menegaskan cita-cita akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia".
Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap "perkumpulan kebangsaan Indonesia" dan agar "disiarkan dalam berbagai surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan".

Sumpah Pemuda baru ditetapkan sebagai hari nasional pada 28 Oktober 1959. Yaitu hari nasional yang bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa Sumpah Pemuda.

Baca Juga: Samsung Galaxy A42 5G Resmi Diluncurkan, Ini Dia Spesifikasi dan Harganya

Berikut ini isi Sumpah Pemuda:

Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.

Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x