Covid-19 di Kota Cimahi Tembus Seribu Kasus

26 November 2020, 20:05 WIB
Wali Kota Cimahi, Ajay M. Priatna saat meninjau ruang isolasi di RSUD Cibabat beberapa waktu lalu /Laksmi Sri Sundari/

GALAJABAR - Jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Cimahi terus bertambah. Hingga, Kamis 26 November 2020, total warga Kota Cimahi yang terkonfirmasi positif terpapar virus korona 1.000 orang lebih. Kasus merata terjadi di 15 kelurahan se-Kota Cimahi.

Berdasarkan data dari Pusat Informasi Covid-19 Cimahi, total warga Kota Cimahi yang terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 1.025 orang. Bertambah 59 orang dari hari sebelumnya, yang mencapai 968 orang.

Dari jumlah yang terkonfirmasi, terbagi ke dalam positif aktif yang mencapai 344 orang. Jumlah yang saat ini masih terpapar virus korona itu bertambah 37 orang, dari hari sebelumnya yang mencapai 307 orang.

Baca Juga: Reva Nabila Harumkan Indonesia di Ajang Tari The Festival Bridges in Paris 2020

Angka kematian akibat Covid-19 pun terus meningkat. Jika hari sebelumnya baru 28 orang yang meninggal, maka per Kamis 26 November 2020 bertambah menjadi 30 orang.

Kabar baiknya, jumlah yang dinyatakan sembuh dari virus corona pun bertambah, meski masih jauh di bawah tambahan yang terkonfirmasi positif. Pasien yang sembuh Covid-19 sebanyak 651 orang, atau bertambah 18 orang dari hari sebelumnya yang hanya 633 orang.

“Penambahan kasus itu ada yang dari hasil swab kontak erat, terus yang ikut swab di daerah lain hasilnya positif laporan ke kita karena domisilinya di Cimahi,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi, drg. Pratiwi, Kamis 26 November 2020.

Baca Juga: BPOM: Pantauan Awal Vaksin Covid-19 Sinovac Dinilai Aman

Menurutnya, meningkatnya kasus Covid-19 di Kota Cimahi, dikarenakan aktivitas masyarakat yang seolah kondisi sudah normal. Meski begitu, ia memahaminya sebab kegiatan perekonomian tetap harus berjalan.

Untuk mencegah semakin melonjak, Pratiwi meminta kepada masyarakat Kota Cimahi untuk menunda perjalanan ke luar daerah. Selain itu, dirinya juga menekankan kepada masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Harus disiplin. Jadi kalau enggak perlu banget, jangan keluar rumah dulu. Sayangi diri sendiri dan kelaurga di rumah,” imbuhnya.

Baca Juga: Mengaku Warga Brunei Tipu Korbannya Hingga Puluhan Juta Rupiah

Sebelumnya, Wali Kota Cimahi, Ajay Muhammad Priatna mengakui, selama kurang lebih delapan bulan berlangsungnya pandemi Covid-19, akhir-akhir ini disebut bulan terburuk, dimana selalu ada penambahan kasus yang cukup banyak.

"Ternyata kurun waktu 8 bulan sejak pandemi, bulan-bulan ini temasuk bulan tidak baik," kata Ajay, beberapa waktu lalu.

Agar kondisi tidak semakin memburuk, lanjut Ajay, pihaknya sepakat untuk kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM). Kebijakan itu sudah dibahasnya bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.

Baca Juga: Jabar Tiga Kali Raih Penghargaan Provinsi Informatif dari Komisi Informasi Pusat

"Kita terus berusaha. Kita sudah rapat PSBM, dan fokus ke sana" ucap Ajay.

Sementara itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cimahi menemukan 5 kasus positif Covid-19 di kalangan pendidik dan tenaga kependidikan (PTK). Prosedur penanganan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dilakukan untuk mencegah penularan.

"Jajaran guru masih memperhatikan variabel kesehatan ditengah pandemi Covid-19. Dalam seminggu ini ada 5 orang PTK Kota Cimahi berturut-turut terkonfirmasi positif,” ujar Kepala Disdik Kota Cimahi Harjono,

Guru yang terpapar virus corona tersebut berasal dari 2 SD negeri, dan 2 SD swasta.

Baca Juga: KPU Temukan Ribuan Surat Suara Rusak, Inilah Penyebabnya...“Semua terpapar bukan karena aktifitas di sekolah tapi di luar sekolah, ada yang suami positif dan seterusnya," ucapnya.

Sesuai prosedur, guru yang kontak erat dengan mereka yang terkonfirmasi positif segera diswab.

"Mereka mengajar dari rumah (work from home/WFH), dan kalau sakit diganti guru lain sampai hasil swab keluar. Untuk guru lain tetap menjalani tugas pembelajaran,” imbuhnya.

Baca Juga: Maradona di Perempatfinal Piala Dunia 1986: Mengenang Dua Gol yang Mempermalukan Inggris

Pihaknya juga sempat mengijinkan dilakukan penutupan sekolah selama sepekan, karena penjaga sekolahnya terpapar Covid-19. "Saat ini penjaga sekolah sudah sembuh. Untuk para guru ada yang harus diisolasi di rumah sakit karena ada gejala dan yang lainnya isolasi mandiri,” ucapnya.

Pihaknya juga memerintahkan semua kepala sekolah agar melakukan sterilisasi lingkungan setiap hari, setelah melakukan aktifitas pembelajaran di sekolah.

"Agar rutin melakukan penyemprotan setiap hari setelah selesai kegiatan guru. Termasuk jika ada orangtua siswa yang mengambil atau menyerahkan tugas, setelah itu dilakukan penyemprotan," tuturnya.

Baca Juga: BMKG Prediksi Hari Ini Wilayah Jawa Barat Terjadi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

Harjono menegaskan, pihaknya tetap melakukan persiapan dimulainya sekolah tatap muka.

“Untuk sekolah tatap muka kami terus persiapkan. Apalagi, Menteri Pendidikan melalui SKB 4 Menteri sudah memutuskan mulai semester genap tahun 2021 dilakukan pembelajaran tatap muka,” tandasnya.
 

Editor: Dicky Mawardi

Tags

Terkini

Terpopuler