Operasi Penyelaman di Lokasi Jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 Dihentikan, Ini Alasannya ?

13 Januari 2021, 18:23 WIB
Tim SAR gabungan Basarnas operasi pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 /Doc Basarnas/

GALAJABAR -  Operasi penyelaman di lokasi jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 sekitar perairan Kepulauan Seribu dihentikan sementara.

"Sejak pukul 13.00 WIB, penyelaman oleh semua tim saya hentikan," kata Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid dari KRI Rigel-933, Rabu 13 Januari 2021.

Rasyid menjelaskan alasannya, karena pada saat bersamaan, KM Baruna Jaya IV akan melaksanakan pemotretan bawah laut menggunakan Remotely Operated Vehicle (ROV).

Baca Juga: Saat Rapat Kerja, Ace Hasan Tegur Menteri PPPA, Kecewa Tak Singgung Kasus Stunting

Ia menambahkan saat mengoperasikan ROV tidak boleh ada aktivitas di bawah laut, apalagi aktivitas penyelaman, karena sangat berbahaya.

Aktivitas itu kata dia, dilakukan sejak pukul 13.00 WIB hingga Kamis (14/1) pukul 05.00 WIB.

"Penyelaman akan dilanjutkan besok pukul 07.00 WIB," ujar Rasyid dikutip galajabar dari Antara.

Baca Juga: Rapid Test Antigen : Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kota Cimahi Sasar Warga Pendatang

Hasil analisis dan pemetaan yang dilakukan Baruna Jaya akan diselami lagi, tetapi dengan cara manual, karena dua "beacon" atau pemancar signal dari Flight Data Recorder (FDR) dan Voice Recorder (CVR) sudah ditemukan sebelumnya.

"Di bawah laut sudah tidak ada lagi petunjuk atau signal," ujarnya.

Selasa  12 Januari 2021 petang, salah satu bagian dari kotak hitam yakni Flight Data Recorder (FDR) atau rekaman data penerbangan telah ditemukan tim penyelam dari TNI Angkatan Laut (AL).

Baca Juga: Quinoa, Biji-Bijian Pengganti Nasi Cocok untuk Kamu yang Sedang Diet

Tersisa Voice Cockpit Recorder (VCR) atau rekaman pembicaraan pilot yang masih dilakukan pencarian.

Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Baca Juga: Segudang Manfaat Pilates bagi Kesehatan, Apa Bedanya dengan Yoga?

Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.***

Editor: Dicky Mawardi

Tags

Terkini

Terpopuler