RI Rugi 200 T oleh Cina, Musni Umar: Semoga Pemerintah Sadar Untuk Luruskan Hal yang Merugikan Bangsa

3 November 2021, 17:30 WIB
Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta Musni Umar /Instagram/@musniumar

GALAJABAR - Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar mengucapkan terima kasihnya pada ekonom senior, Faisal Basri yang baru saja memberikan informasi mengenai kerugian Indonesia.

“Terima kasih bung Faisal Basri yg telah memberi informasi kpd bangsa ini,” ujarnya melalui akun Twitter pribadi @musniumar Selasa, 2 November 2021.

Dengan pernyataan dari Faisal, Musni berharap agar pemerintah sadar untuk meluruskan hal yang merugikan bangsa.

Baca Juga: Partai Gelora Nilai Indonesia Butuh Wawasan Global SBY: Kami Doakan Bapak Selalu Diberi Kesehatan

“Semoga mereka yg memimpin negeri sadar untuk meluruskan yg merugikan bangsa dan negara,” tandasnya berharap.

Diketahui, Faisal Basri menuding pabrik pemurnian (smelter) milik investor Cina yang ada di Indonesia telah membuat rugi negara kita.

Bedasarkan catatannya, kerugian negara bisa mencapai Rp 200 triliun.

Bagi Faisal, Indonesia terlalu mengobral kepada Cina dalam hal smelter nikel.

Banyak pabrik pemurnian nikel di Indonesia yang merupakan investasi Cina dan ternyata memberikan keuntungan terlalu besar kepada Cina.

Baca Juga: Marvel Tampilkan 10 Alien, Tokoh Super Hero Paling Berbeda

“Coba bayangkan kalau pengusaha Cina punya smelter di Cina itu beli bijih nikelnya US$ 80 per ton,” tuturnya dilansir Galajabar Selasa, 2 November 2021.

“Tapi kalau pengusaha Cina yang punya smelter di Indonesia beli bijih nikelnya US$ 20 per ton, kan bodoh kita. Jangan diobral begitu,” imbuhnya.

Selain itu, akademisi di Universitas Indonesia (UI) ini menilai smelter milik investor Cina di Tanah Air tidak sepenuhnya mendukung industrialisasi di Indonesia.

Pasalnya, mereka masih melakukan ekspor produk turunan nikel setengah jadi. Menurutnya hal itu telah merugikan Indonesia sekitar Rp 200 triliun dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

Baca Juga: Seleksi PPPK Masih Banyak Persoalan, DPR RI Usulkan Tahap 2 Ditunda dan Diformulasikan Terlebih Dahulu

“Setidaknya Rp 200 triliun dalam 5 tahun ini, coba bayangkan, dan sampai sekarang tidak ada lembaga pemerintah yang menyanggah ucapan saya itu,” ungkapnya.

Dia menduga ada kekuatan yang besar di balik semua itu, sehingga tidak ada yang pernah membicarakan hal ini.

“Mereka malu, mereka pun tahu tapi mereka tidak berdaya. Nah pasti ada kekuatan yang besar sekali di balik itu yang membacking. Saya mengatakan juga mereka tidak perlu PR, karena PR-nya Pak Luhut dan kantornya sendiri," sambungnya. ***

Editor: Noval Anwari Faiz

Tags

Terkini

Terpopuler