Jerry Massie: Zaman Soeharto Semua Menteri Berkualitas, Zaman Jokowi Hanya 30% yang Kuasai Bidang

7 Januari 2022, 15:30 WIB
Jerry Massie : Zaman Soeharto Semua Menteri Berkualitas, Zaman Jokowi Hanya 30% yang Kuasai BidangProgram Pembangunan Era Jokowi dan Era Soeharto Program PELITA Lebih Mumpuni Presiden Soeharto disebut Bapak Pembangunan /

GALAJABAR - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menambah slot kursi wakil menteri (wamen) di Kabinet Indonesia Maju.

Dalam penambahan kali ini, slot wamen diberikan kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Keputusan presiden menyediakan kursi Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) tertulis melalui Peraturan Presiden (Perpres) 114/2021 Pasal 2 ayat (1).

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 7 Januari 2022: Al Minta Rendy Dekati Jessica Lagi, Detik-detik Kehancuran Irvan

“Dalam memimpin Kementerian Dalam Negeri, Menteri dapat dibantu oleh Wakil Menteri sesuai dengan penunjukan Presiden,” demikian bunyi Perpres tersebut.

Dengan penambahan tersebut, total kursi wamen di periode kedua pemerintahan Jokowi ada 17 kursi. Namun, baru 7 kursi saja yang telah diisi.

Sementara, 10 kursi wamen lainnya hingga hari ini masih kosong, yaitu Wamen PAN-RB, Wamendikbudristek, Wamen Investasi, Wamen PPN, Wamen ESDM, Wamensos, Wamen Koperasi dan UMKM, Wamen Perindustrian, Wamen Ketenagakerjaan, dan Wamendagri.

Baca Juga: Vaksinasi di Kabupaten Bandung Tembus 70 Persen, Kapolri: Semoga Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara, Faldo Maldini mengatakan, dalam kelembagaan beberapa kementerian yang cukup besar ada posisi wakil menteri.

"Ini untuk menanggapi suasana ketidakpastian, kebutuhan awak pun juga harus disesuaikan," ujar Faldo lewat keterangannya, Kamis, 6 Januari 2022.

“Ada posisi wamen, tapi tidak berarti harus diisi, itu sesuai penilaian Presiden. Kalau perlu ya diisi, kalau tidak butuh, ya dibuka saja. Kita bergerak sesuai kebutuhan,” sambungnya.

Baca Juga: Zaskia Sungkar Bantah Rumah Mereka Akan Disita Terkait Kasus Adik Ipar: Ikhtiar Dapatkan Hak Kami Kembali

Menanggapi keputusan tersebut, Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie lantas membuka suaranya.

Menurut Jerry, penambahan kursi itu merupakan tanda menteri tak mampu mengemban tugas-tugasnya.

“Tanda menteri tak mampu mengemban tugas-tugasnya,” katanya kepada wartawan Kamis, 6 Januari 2022.

Baca Juga: Tarif Vaksin Booster Belum Ditentukan Tarif yang Beredaran Itu Perkiraan, Pemerintah Nunggu Rekomendasi ITAGI

Dia lalu membandingkan struktur kabinet pada era Jokowi dengan era Soeharto. Menurutnya, di zaman Soeharto, semua menteri berkualitas.

“Zaman Soeharto menteri-menteri semua berkualitas. Kalau era Jokowi hanya 30 persen yang menguasai bidang,” ungkapnya.

Dilanjutkan Jerry, pada eranya, Soeharto tidak membuka slot wamen sebagai sarana kaum muda untuk memberikan kontribusinya kepada negara.

“Pola Soeharto ada 6 menteri muda, bukan 17 wakil menteri. Paling parah, public and goverment policy saat ini amburadul,” tandasnya. ***

Editor: Noval Anwari Faiz

Tags

Terkini

Terpopuler