Pemerintah Indonesia Antisipasi Kemungkinan Melonjaknya Harga Pangan dan Energi

22 Mei 2022, 08:08 WIB
Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi). /BPMI Sekretariat Presiden/

GALAJABAR - Pemerintah Indonesia mengantisipasi kemungkinan terjadinya kenaikan harga pangan dan energi yang signifikan.

Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, persoalan yang saat ini dihadapi seluruh negara di dunia yaitu kenaikan pangan dan energi.

“Tidak mudah, terutama dua hal di seluruh negara yang sekarang ini naik semuanya. Yang pertama energi, energi ini berarti BBM, gas, listrik semuanya naik, semua negara. Yang kedua pangan, naik semuanya,” kata Jokowi, dalam siaran pers BPMI Setpres, dikutip Minggu 22 Mei 2022.

Baca Juga: Tak Memenuhi Standar Robert Alberts, Persib Pulangkan Dua Pemain Seleksi

Meski tidak mudah, kata Jokowi, pemerintah terus berupaya agar tidak terjadi lonjakan kenaikan harga di kedua sektor tersebut.

Orang nomor satu di Indonesia itu, memberikan contoh kebijakan yang ditempuh pemerintah agar tidak terjadi kenaikan harga minyak goreng.

Seperti minyak goreng, Presiden mengatakan bahwa sejumlah kebijakan telah diputuskan untuk menjaga kestabilan harga minyak goreng di pasaran. Namun, Kepala Negara mengakui bahwa persoalan minyak goreng bukanlah hal mudah.

Baca Juga: Perebutan Perunggu, Garuda Muda Kehilangan Sejumlah Pemain Inti Lawan Malaysia U-23

Jokowi menjelaskan bahwa sejak Januari 2022 telah terjadi kenaikan harga minyak goreng yang disebabkan adanya kenaikan harga internasional.

“Karena harga minyak goreng terutama di Eropa, di Amerika naiknya tinggi, harga di dalam negeri ketarik (naik harganya),” ucap Presiden.

Oleh karenanya, produsen minyak goreng di dalam negeri lebih memilih mengekspor minyak goreng dibandingkan memasok di dalam negeri sehingga terjadi kenaikan harga minyak di dalam negeri karena kelangkaan stok.

Baca Juga: Pentingnya Perlindungan Terhadap Anak, Ace Hasan: Negara Punya Kewajiban Penuhi Hak Anak

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Presiden mengakui telah memutuskan beberapa kebijakan untuk mengatasi persoalan tersebut.

“Akhirnya saya setop, setop minyak goreng enggak boleh ekspor. Tetapi itu juga kebijakan yang tidak mudah,” kata Presiden.

Setelah ekspor minyak goreng disetop, harga tandan sawit jatuh, dan ini terkait dengan 17 juta orang tenaga kerja, baik sebagai petani maupun pekerja.

Baca Juga: Patah Tulang, Kiper Persib Teja Paku Alam Harus Jalani Pemulihan Cukup Lama

“Negara ini mencari keseimbangan seperti itu tidak mudah, jangan dipikir gampang, tidak mudah. Begitu juga selain urusan petani, urusan pekerja di sawit, juga urusan income negara,” terangnya.

Meski demikian, Presiden Jokowi optimistis dalam dua pekan ke depan harga minyak goreng di pasaran sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintah.

“Tapi ini kuncinya sudah ketemu, ini dalam seminggu, dua minggu, insyaallah yang namanya minyak goreng curah akan berada di harga Rp14.000 (perliter),” pungkasnya.***

Editor: Ziyan Muhammad Nasyith

Tags

Terkini

Terpopuler