Waspada Marburg ! Pemerintah Indonesia Warning Masyarakat Terkait Virus Ini

30 Maret 2023, 13:12 WIB
Pemerintah Indonesia waspada penyakit Marburg /Pexels/

 

GALAJABAR - Meski belum ditemukan kasus yang disebabkan virus Marburg, pemerintah Indonesia terus meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit tersebut. Diketahui penyakit Marburg berasal dari Guinea Ekuatorial.

"kami perlu tetap melakukan kewaspadaan dini dan antisipasi terhadap Virus Marburg," ungkap Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dikutip Galajabar.com dari Antara.

Syahril mengungkapkan bahwa Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperoleh laporan terkait penyakit Marburg baru-baru ini pada Senin, 13 Februari 2023 yang berasal dari Guinea Ekuatorial.

Dalam laporan tersebut tercatat sebanyak 9 jumlah kematian dan 16 kasus suspek di Provinsi Kie Ntem. Sementara gejala diidentifikasi yakni muntah berdarah, demam, kelelahan (fatigue), dan diare.

"Sampai saat ini belum ditemukan kasus Marburg di Indonesia," kataSyahril.

Syahril yang juga menjabat sebagai Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso mengatakan Indonesia melakukan penilaian risiko cepat terhadap penyakit Marburg pada 20 Februari 2023. Diperoleh hasil jika rendah kemungkinannya adanya importasi virus Marburg di Indonesia.

Baca Juga: Harga Emas Hari Ini Anjlok, Ini Penyebabnya

Kendati demikian, pemerintah Indonesia sudah menyebarkan surat edaran peringatan untuk mewaspadai adanya virus Marburg. Surat edaran disebarkan ke pemerintah daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, kantor kesehatan pelabuhan, SDM kesehatan, dan seluruh pemangku kepentingan untuk mewaspadai importasi virus Marburg.

Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Prof. Tjandra Yoga Aditama mengimbau seluruh lapisan masyarakat Indonesia agar mewaspadai virus Marburg yang potensi angka kematian sangat tinggi mencapai 80 persen.

“angka kematiannya memang tinggi, berkisar dari 25 sampai 80 persen, perlu diketahui bahwa ini belum ada obat serta vaksinnya,” kata Prof. Tjandra seperti yang dikutip Galajabar.com dari Antara.

Hal ini juga disampaikan oleh Syahril jika belum tersedia vaksin yang di dunia untuk menangani penyakit yang disebabkan virus Marburg. Saat ini vaksin masih dalam pengembangan, terdapat dua vaksin yang memasuki uji klinis fase 1 yakni Vaksin Strain Sabin dan Vaksin Janssen.

Baca Juga: Apakah Indonesia Kena Sanksi FIFA, Pasca Dibatalkannya Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U 20, Begini Kata PSSI

“Belum ada obat khusus, pengobatan bersifat simtomatik dan suportif, yaitu mengobati komplikasi dan menjaga keseimbangan cairan serta elektrolit,” ungkap Syahril.

Apalagi Marburg termasuk salah satu virus yang mematikan dengan fatalitas mencapai 88 persen, yang menyerupai penyakit demam berdarah yang jarang terjadi.

Cara Penularan Marburg

Diketahui virus ini satu golongan dengan virus Ebola yakni filovirus (Filoridae). Penularannya melalui kontak langsung dengan seseorang yang terinfeksi ataupun melalui benda yang sudah terkontaminasi virus Marburg. Selain itu, juga bisa menular lewat cairan tubuh langsung dari kelelawar atau primate.

Menurut Syahril kelelawar yang jadi inang alami virus Marburg yaitu Rousettus Aegyptiacus. Inang tersebut belum ditemukan di Indonesia, bahkan bukan spesies asli Indonesia.

"Tapi Indonesia masuk jalur mobilisasi kelelawar ini," tambahnya.

Untuk itu pemerintah melakukan penguatan sistem deteksi dini pada beberapa pintu masuk Indonesia guna mencegah terjadinya importasi penyakit Marburg.

"kami sudah deteksi beberapa negara yang ada, terutama di Afrika. jadi penguatan pintu masuk itu terus dilakukan," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu.

Menurut Maxi penguatan skrining kesehatan dilakukan otoritas yang bersangkutan di fasilitas pelabuhan dan bandar udara terhadap pelaku perjalanan dari sejumlah negara yang terinfeksi.

Baca Juga: KABAR Terbaru FIFA untuk Indonesia, Diputuskan Tadi Malam, FIFA Menghapus Indonesia Gelar Piala Dunia U 20

Mekanisme pengawasannya persis seperti saat COVID-19 yakni dengan mendeteksi gejala yang dialami, selanjutnya dilakukan rujukan dengan mengambil sampel dan diperiksa.

Gejala yang timbul akibat virus Marburg seperti gejala penyakit malaria, tifus, dan demam berdarah, yang lumrah ditemukan di Indonesia. Di antaranya sakit kepala, muntah, demam tinggi, nyeri otot, mual, diare, bahkan perdarahan.

Sehingga hal Itu yang menyebabkan penyakit Marburg susah diidentifikasi. Penyakit ini pun bisa menyebabkan perdarahan dari hidung, mulut, vagina, atau melalui muntah, dan feses yang disertai darah, biasanya muncul pada hari kelima sampai hari ketujuh.***

Editor: Lina Lutan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler