Wagub DKI: Foto Gubernur Anies Harus Ditanggapi Secara Bijak

- 24 November 2020, 19:08 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tiba di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa 17 November 2020. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dipanggil pihak kepolisian untuk dimintai keterangan terkait pelanggaran protokol kesehatan pada acara Maulid Nabi di Petamburan, Jakarta Pusat yang menimbulkan kerumunan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tiba di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa 17 November 2020. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dipanggil pihak kepolisian untuk dimintai keterangan terkait pelanggaran protokol kesehatan pada acara Maulid Nabi di Petamburan, Jakarta Pusat yang menimbulkan kerumunan. /ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./

GALAJABAR - Foto Gubernur Anies Baswedan sedang membaca buku dan viral di media sosial harus ditanggapi secara bijak. Karena menurut Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria membaca adalah hal biasa bagi mantan Mendikbud itu.

"Pak Anies dan banyak pemimpin lainnya sudah  biasa baca buku. Judulnya macam-macam. Mulai dari judul soal agama sampai seni budaya. Jadi, saya kira, kita sikapi secara bijak. Enggak usah ditanggapi  berlebihan," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Selasa.

Menurut Riza, membaca buku biasa dilakukan oleh para pemimpin dunia dengan berbagai topik dan judul.

Baca Juga: Potensi Longsor di Jalur Utama Selatan Cianjur Masih Mengancam

"Pemimpin membaca buku itu biasa. Sesuatu yang baik dengan berbagai judul. Jadi, tidak usah ditafsirkan berlebihan," ujar Riza dikutip galajabar dari Antara.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membagikan aktivitasnya pada Ahad pagi, 22 November 2020 melalui akun Twitternya @aniesbaswedan.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengunggah fotonya saat sedang membaca buku.

Baca Juga: Oded Perintahkan OPD Membangun SDM Berkualitas yang Mampu Memberdayakan Disablitas

"Selamat pagi semua. Selamat menikmati Minggu pagi." tulis Anies dalam keterangan unggahannya.

Dalam foto yang dibagikan, Anies berkemeja putih lengan pendek dan sarung merah tua dengan motif kotak-kotak kecil. Anies duduk dan terlihat membaca buku "How Democracies Die" bersampul hitam yang senada dengan jam tangan digitalnya.

Latar belakang rak buku coklat kayu berukuran sedang sejajar dengan rak kabinet yang di atasnya terdapat beberapa foto keluarga. Dalam unggahan tersebut, terlihat warganet penasaran dengan buku yang Anies baca.

Baca Juga: Polrestabes Bandung Tangkap Pelaku Penganiayaan Hingga Meninggalnya Seorang Remaja

Seperti akun @dodokasep merespon foto yang diunggah Anies dengan menulis, "Jadi penasaran sama bacaannya."

Analis politik Exposit Strategic, Arif Susanto, menjelaskan, konteks isi buku How Democracies Die mengacu pada terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat.

"Tapi tidak semata-mata membahas Amerika Serikat," kata dia, Senin  23 November 2020.

Baca Juga: Bermata Biru, Orang-orang Minangkabau Ini Memiliki Cerita Mengharukan

Arif memaparkan, kedua penulis How Democracies Die menyuguhkan pandangan berbeda. Kedua penulis, Daniel Ziblatt and Steven Levitsky menunjukkan fenomena terkini bahwa, demokrasi bisa berakhir tidak dengan cara runtuh.

“Demokrasi bisa juga runtuh pelan-pelan." Fenomena ini disebut Ziblatt dan Levitsky dengan baby step.I

Arif merangkum tiga pemikiran Ziblatt dan Levitsky.

Pertama, ancaman terhadap demokrasi bisa berasal dari sebuah pemerintahan yang terpilih lewat pemilu. Kedua, demokrasi terancam pelan-pelan, salah satunya dengan menghalangi kebebasan.

Ketiga, demokrasi berpeluang melahirkan demagog atau pemimpin yang berlagak memihak kepada rakyat (populis), tapi justru menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat. Sehingga, masyarakat terpolarisasi, dalam bahasa mudah diadu domba.

"Mirip dengan di Indonesia dalam dua pemilu terakhir," tuturnya.

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x