Isu Kenaikan Harga, Pemerintah Pertemukan Asosiasi Pedagang Daging dan Pelaku Usaha

- 22 Januari 2021, 15:28 WIB
Kepala staff Kepresidenan RI, Moeldoko. Black Box Sriwijaya Air SJ 182 Berhasil Diangkat, Moeldoko Ungkap Peristiwa Enam Tahun Silam
Kepala staff Kepresidenan RI, Moeldoko. Black Box Sriwijaya Air SJ 182 Berhasil Diangkat, Moeldoko Ungkap Peristiwa Enam Tahun Silam /Facebook.com/Dr.Moeldoko/.*/Facebook.com/Dr.Moeldoko

 

GALAJABAR - Isu kenaikan daging sapi yang merebak hingga mengakibatkan adanya pemogokan oleh para pedagang daging sapi, direspons pemerintah dengan menggelar pertemuan secara langsung antara Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) dan Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) merespons kenaikan harga daging di pasaran.
 
“Saya harap ada solusi agar harga daging sapi tidak terus naik dan jadi masalah baru dan beban masyarakat di tengah penanganan Covid-19 dan berbagai bencana yang ada,” kata Moeldoko, dikutip Galajabar dari Antara, Jumat, 22 Januari 2021.

Pertemuan yang juga dihadiri perwakilan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Bulog, hingga PT Berdikari ini, merupakan upaya Pemerintah dalam mencari solusi terkait adanya isu kenaikan harga daging sapi, hingga kesiapan menjelang Hari Rraya Idul Fitri mendatang.
Baca Juga: Oknum Satpol PP Kota Cimahi Pukul Sopir Truk Viral di Medsos, Gara-gara Tak Bermasker
Moeldoko menyatakan, pihak yang hadir dalam pertemuan tersebut menyusun kembali perhitungan stok daging yang ada shingga bisa memetakan persiapan untuk menetapkan harga daging dan memutuskan kebijakan impor daging maupun impor sapi.

Kepala Staf Kepresidenan mengaku telah mendapat informasi  bahwa isu kenaikan harga daging yang sedang ramai belakangan ini sudah dikendalikan oleh Gapuspindo dan APDI yang difasilitasi Kemendag.

“Jangan sampai lagi konsumen merasa harga masih tinggi. Gapuspindo sebagai pihak hulu sudah menurunkan harga, jangan sampai APDI tetap menaikkan harga ke konsumen,” katanya.
Selain Moeldoko, pertemuan itu juga dihadiri perwakilan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Bulog, dan PT Berdikari. 
 
Sementara Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra menerangkan, dari pertemuan itu kedua pihak sepakat mengambil jalan tengah, penetapan harga dari hulu pada kisaran Rp94.000 per kilogram, sehingga pedagang ritel bisa menjual di bawah harga Rp120.000 per kilogram.

“Ini sebagai langkah jangka pendek. Kami juga sudah tentukan langkah jangka menengah dan jangka panjang, terutama melalui kebijakan impor di luar Australia yang terus menaikkan harga sapi,” ujarnya.
Baca Juga: Perisai Hijau Muda Bersudut Lima, Ini Makna Lambang Kabupaten Majalengka
Pihak APDI melalui ketuanya, Asnawi pun menyambut positif jalan tengah yang telah disepakati bersama Gapuspindo. Oleh karena itu, APDI meminta seluruh pedagang daging untuk kembali melanjutkan kegiatannya.

“Sekarang, para pedagang sudah bisa menjual daging dengan harga terendah Rp105.000 per kilogram dari sebelumnya yang bisa di atas Rp120.000 per kilogram,” ungkap Asnawi.

Ketua Dewan Gapuspindo Didiek Purwanto menjelaskan, pihaknya menaikkan harga daging seiring dengan naiknya harga sapi impor dari Australia.
Baca Juga: Lima Pelaku Lainnya Masih Diburu, Polisi angkap Dua Pemerkosa Pelajar di Sumatera Utara
Didiek memaparkan, sejak harga sapi impor Australia menyentuh level terendah 2,5 dolar AS per kilogram hidup, terjadi peningkatan harga hingga 3,8 dolar AS per kilogram atau setara Rp55.460 per kilogram pada akhir Desember 2020.

“Sehingga, sebagian anggota kami sudah tidak bisa lagi melakukan impor dari Australia dan membuat adanya lonjakan harga setelah pada 2019-2020 tidak ada lonjakan harga. Kami pun berharap, ke depannya ada alternatif negara yang bisa impor sapi di tengah kondisi impor dari Australia,” kata Didiek. ***

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x