Akhir Maret Memasuki Peralihan Musim, BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem

- 12 Maret 2021, 23:25 WIB
ILUSTRASI Cuaca. Peringatan Dini BMKG, Cuaca Ekstrem dan Awan Hujan Selimuti sebagian Besar Wilayah Indonesia.*
ILUSTRASI Cuaca. Peringatan Dini BMKG, Cuaca Ekstrem dan Awan Hujan Selimuti sebagian Besar Wilayah Indonesia.* // /Pixabay.com/Pexels

GALAJABAR - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dan dampak yang ditimbulkan selama memasuki masa pancaroba atau peralihan musim tahun ini.

“Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll) dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin selama memasuki masa pancaroba tahun ini,” ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangan pers tertulis dikutip galajabar Jumat 12 Maret 2021.

Disampaikannya, sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki periode peralihan dari musim hujan ke musim kemarau mulai akhir Maret 2021.

Baca Juga: Gandeng Mantan Wakil Ketua KPK, Partai Demokrat AHY Laporkan 10 Orang Terkait KLB Demokrat Sumut ke PN Jakpus

Salah satu ciri umum kejadian cuaca saat periode peralihan musim adalah adanya perubahan kondisi cuaca yang relatif lebih cepat, di mana pada pagi-siang umumnya cerah-berawan dengan kondisi panas cukup terik yang diikuti dengan pembentukan awan yang signifikan dan hujan intensitas tinggi dalam durasi singkat yang secara umum dapat terjadi pada periode siang-sore hari.

“Selama periode peralihan musim, ada beberapa fenomena cuaca ekstrem yang harus diwaspadai, yaitu hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang; puting beliung; waterspout, dan hujan es,” jelasnya.

Guswanto mengatakan, fenomena hujan es merupakan fenomena yang umum terjadi selama periode peralihan musim.

Baca Juga: Rumah Stafsus Edhy Prabowo di Kabupaten Bekasi Disita KPK

Hal tersebut dipicu oleh pola konvektifitas massa udara dalam skala lokal-regional yang lebih signifikan selama periode peralihan musim.

Dalam sepekan ke depan, imbuhnya, juga diidentifikasi juga dinamika atmosfer yang  masih dapat berkontribusi cukup signifikan terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

Halaman:

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x