Tanggapi Penggabungan Kemenristek dan Kemendikbud, Politisi PKS: Pemerintah Seakan Sedang Tari Poco-poco

- 12 April 2021, 10:29 WIB
Politisi PKS, Mardani Ali Sera.*
Politisi PKS, Mardani Ali Sera.* /Dok. DPR/

GALAJABAR - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera memberikan tanggapannya mengenai penggabungan kemenristekdikti dan kemendikbud.

Hal tersebut disampaikan melalui cuitannya di media sosial Twitternya @MardaniAliSera pada 12 April 2021.

Mardani menyebutkan sikap pemerintah tidak konsisten dalam pisah gabung Kemenristek dan Kemendikbud.

"Bismillah, sikap tidak konsisten pemerintah tunjukan dengan pisah-gabung Kemerinstek & Kemendikbud," tulis Mardani yang dikutip Galajabar melalui Twitter @MardaniAliSera, 12 April 2021.

Politis fraksi PKS ini menyebutkan bahwa penggabungan itu tidak seperti memindahkan lemari dan itu semua bisa berdampak pada kinerja.

Baca Juga: Alice dan Dua Pasukan Negeri Ajaib (Chapter 15)

"Ini bisa berdampak kepada kinerja. Menyedihkan karena pemerintah seakan sedang tari poco-poco untuk bab riset dan teknologi," ujarnya.

Dalam cuitannya, Mardani juga menegaskan UU Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (UU Sisnas IPTEK).

"Beleid yang merupakan turunan dari pasal 31 ayat 5 UUD ini mengamanatkan pemerintah agar menjamin tiap orang untuk memperoleh manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi serta turut memajukannya," kata Mardani.

Tak hanya itu, Mardani Ali juga membahas anggaran Kemenristek yang dipotong sementara negara maju menginvestasikan dana untuk riset.

"Ketika pandemi, negara maju berbondong-bondong menginvestasik dana untuk riset agar menjadi yang terdepan dalam menangkap peluang-peluang besar," ujar Mardani.

Baca Juga: Temani Waktu Sahurmu, Preman Pensiun 5 Akan Tayang Besok 13 April 2021, Simak Sinopsisnya di Sini

"Tapi ketika 2020 kemarin anggaran Kemenristek justru salah satu yang dipotong paling besar," tambahnya.

Mardani juga membandingkan dana penelitian Indonesia dan negara tetangga seperti Singapura maupun Korea Selatan.

"Padahal sekitar 80% dana penelitian serta pengembangan kita berasal dari APBN, sedangkan 20% dari industri. Jauh berbeda dengan Singapura maupun Korea Selatan yang dimana 80-84% berasal dari industri," tegas Mardani.

Mardani juga mengingatkan jangan sampai ilmuwan Indonesia banyak berpindah haluan.

"Jangan sampai ilmuwan Indonesia banyak 'hijrah' bukan karena nasionalisme rendah, namun karena abainya pemerintah. Alih-alih mengakomodasi mereka untuk meneliti, justru menghapus kemeterian ristek ini," kata Mardani.

Baca Juga: Niat Bacaan Shalat Tarawih dan Shalat Witir Lengkap dengan Artinya

Dalam keterangannya juga Mardani menyebutkan di tahun ke 7 ini masih banyak yang belum tergarap dengan baik.

"Terbayang beban kerja yang luar biasa dari Kemendikbud kelak, disaat pendidikan dasar dan menangah (Dikdasmen) masih jadi problem karena nilai PISA kita yang masih rendah," ujar Mardani.

"Liternasi numerasi yang diminta pengetahuan umum juga masih rendah. Lagi-lagi menunjukan, pemerintah masih trial and eror di tahun yang ke 7," tutupnya.***

Editor: Digdo Moedji


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah