Alice dan Dua Pasukan Negeri Ajaib (Chapter 15)

- 12 April 2021, 10:18 WIB
tower bridge london
tower bridge london /pixabay/

GALAJABAR - Pada chapter sebelumnya dikisahkan, Alice dan Pasukan Merah lainnya berhasil sampai ke Markas Semanggi dengan selamat. Kyle memberikan penanganan khusus pada luka Alice.

Kemudian, ada Blanc Lapin si Kelinci Putih yang mengantar gaun baru Alice. Alice pun bersiap untuk upacara penandatanganan perjanjian damai antara Pasukan Merah dan Pasukan Hitam.

Ikuti cerita bersambung karya Sadrina Suhendra selanjutnya.

Semua prajurit Pasukan Merah membersihkan diri mereka dalam waktu dua jam untuk memberi kesan lebih sopan, terutama untuk Alice. Setelah Alice mendapat perawatan khusus dari Kyle untuk menangani luka-lukanya, Alice mengganti gaunnya yang sudah berlumuran darah dan lumpur dengan gaun indah yang Blanc berikan untuknya.
Alice dirias di bawah pengawasan langsung dari Prajurit Ratu Hati Merah, Jonah Clemence agar standar kecantikannya sesuai dengan Lancelot dan bangsawan lain dari kedua wilayahnya.

Baca Juga: Temani Waktu Sahurmu, Preman Pensiun 5 Akan Tayang Besok 13 April 2021, Simak Sinopsisnya di Sini


Bibirnya dipoles berwarna buah persik dan matanya sudah berkilau layaknya berlian. Seorang perias menunjukan dua buah pita berwarna perak dan emas pada Jonah. Ia nampak memperhatikan kedua pita itu dengan seksama sebelum akhirnya ia memilih pita berwarna perak. Perias tersebut pun kembali melakukan pekerjaannya dan mulai merias rambut Alice dengan pita yang sudah Jonah pilihkan.
“Semua sudah selesai, Nona Alice.”
Dengan itu, Alice pun membuka matanya. Ia menatap sosok cantik bak boneka porselen yang mungkin tidak ia kenali di cermin. Alice menghela napasnya sebelum akhirnya memutar posisi duduknya. Ia pun merapikan sedikit gaunnya dan duduk dengan sangat anggun.
Jonah terdiam sejenak, memperhatikan Alice. “Aku yakin semua sudah sempurna. Tapi, aku merasa ada yang kurang,” tutur Jonah.
“Benarkah?” Alice berusaha memperhatikan ulang dirinya sendiri.
“Ah, aku tahu!” akhirnya Jonah menemukan apa yang kurang. “Alice, lehermu terlalu terekspos. Tunggu sebentar! Aku akan memilihkan kalung yang pas untuk menutupi sedikit lehermu.”

Baca Juga: Niat Bacaan Shalat Tarawih dan Shalat Witir Lengkap dengan Artinya


Tapi sebelum Jonah bisa pergi, Alice menarik tangan Jonah dan menggelengkan kepalanya. Tentu saja itu membuat Jonah kebingungan. Namun, Jonah langsung menatap Alice lembut karena mengerti. Alice masih merasa sedih karena harus kehilangan liontin kaca pemberian dari Ratu Putih miliknya. Jonah pun tidak bisa memaksa.
Tuk! Tuk!
Alice dan Jonah langsung menoleh ke arah pintu saat mendengar suara ketukan dari pintu tersebut. “Masuk!” ucap Alice, mengizinkan siapa pun yang mengetuk pintu itu untuk masuk ke ruangan tersebut. “Oh, Fenrir!” sapanya saat melihat pemuda bermanik bunga mawar itu.
“Oh, ada Prajurit Ratu Hati Merah ternyata,” sapa Fenrir pada Jonah. Yang disapa hanya mendelik seperti biasanya.
“Hey, kau sudah sangat cantik dengan gaun yang kau kenakan. Kenapa kau memasang ekspresi sedih seperti itu?” tanya Fenrir dengan nadanya yang ceria. Alice hanya menunduk, tidak mampu menyembunyikan kesedihannya.

Baca Juga: Muslim Harus Bergembira dengan Kedatangan Ramadhan, Renungan Hadis Hari Ini


Fenrir menyeringai. “Aku rasa, ini bisa mengobati kesedihanmu itu!” yakin Fenrir. “Aku yakin ini milikmu,” ia memberi sedikit nada nyanyian pada kalimatnya.
Manik indah Alice membulat sempurna. “Astaga,” kaget Alice tidak percaya. Di tangan seorang Fenrir Godspeed, si Prajurit As Skop Hitam, menggantung sebuah liontin kaca miliknya. “Aku kira aku akan kehilangan liontin itu,” lirihnya.
Fenrir tersenyum bangga. “Aku menemukannya saat menyisir sisa-sisa kekacauan yang Amon buat di dekat jembatan,” jujur Fenrir seraya memberikan liontin tersebut pada Alice.
Alice manatap liontin tersebut. Ia sadar, pancaran kegelapan dalam liontin itu sudah hilang, menandakan masalah sudah selesai. “Terima kasih,” lirih Alice seraya mendekap liontin tersebut ke dadanya.
Sementara itu, Fenrir membulatkan matanya karena terkejut melihat ekspresi Alice. Manik Alice yang sayup menggambarkan rasa bersyukur berlebih, seakan liontin tersebut adalah hidup dan matinya. “Aku rasa pemberian Ratu Putih itu sangat berharga untukmu,” kekeh Fenrir.
Alice mengangguk. “Kau benar, Fenrir. Liontin ini menyimpan kekuatanku untuk dan menjadi bukti kalau aku bisa melindungimu, melindungi kalian semua.”
Fenrir ikut tersenyum saat senyuman tipis terlukis di wajah Alice. “Kalau begitu, itu sama saja seperti aku telah menyelamatkan nyawamu?”
Alice pun terkekeh. “Kau benar!” ia segera mengalungkan liontinnya itu dan menunjukannya pada Jonah. “Bagaimana, Jonah?”
Jonah tersenyum saat melihat senyuman Alice kembali. “Itu sempurna,” lirih Jonah.***

Editor: Digdo Moedji


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x