“Jadi tidak seharusnya beliau distop sana distop sini karena dianggap mungkin radikal dan bersebrangan dengan pemerintah, padahal kritis itu hak warga negara dan kritis itu bukan berarti Anda tidak cinta negara,” imbuhnya.
Baca Juga: Pemkot Cimahi Gelar Apel Kelengkapan Ambulans Siaga
Refly menilai bahwa kritik itu berarti kita mencintai negara.
“Justru kita mencintai negara dengan cara kritis terhadap pemerintahan, nanti kita bahas sebagai contoh misalnya bagaimana demokrasi kita surut dalam masa pemerintahan Jokowi (dan bahkan) diakui sendiri oleh Wakil Presiden, ada datanya,” katanya.
“Jadi kritik seperti itu bukan berarti kita tidak suka dengan pemerintahan, tapi karena kita cinta negara, kita ingin melihat negara ini menjadi negara hebat, kuat, dan berjaya,” lanjutnya.
Baca Juga: SPN : Pembayaran THR Paling Lambat 7 Hari Sebelum Idulfitri
Refly juga turut berharap apa yang dilakukan oleh UAS berbuah hasil maksimal.
“Mudah-mudahan sekali lagi apa yang diinisiasi oleh UAS berbuah hasil maksimal, mampu membeli kapal selam yang baru, mengganti apa yang sudah tenggelam dan juga mampu membuktikan bahwa umat Islam di Indonesia atas permintaan UAS mampu mewujudkan itu,” ungkapnya.***