Polemik KPK di Era Jokowi, Eks Jubir Gus Dur: Negeri Para Bedebah, Pertarungan Buaya dengan Cicak

- 4 Mei 2021, 20:11 WIB
Gedung Merah Putih KPK.
Gedung Merah Putih KPK. /Polda Metro Jaya/

GALAJABAR– Eks Juru Bicara Gus Dur, Adhie Massardi turut menyoroti ihwal lemahnya kinerja KPK di era Presiden Jokowi.

Adhie Massardi menilai Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi sebagai negeri para bedebah.

Dari masalah itulah yang membuat Adhie Massardi terispirasi untuk membuat sajak yang berjudul “Negeri Para Bedebah”.

Menurut Adhie Massardi, sajak ini lahir dari pertarungan kedua hewan yakni buaya dan cicak.

Baca Juga: Anggaran Tp 19,6 Miliar Digunakan untuk Membayar THR ASN Pemkot Cimahi

“Inilah negeri para bedebah. Sajak yang lahir dari pertarungan cicak dengan buaya,” kata Adhie Massardi yang dikutip Galamedia dari akun Twitter pribadinya, @AdhieMassardi, Selasa 4 April 2021.

Berikut isi lengkap sajak yang berjudul “Negeri Para Bedebah” karya dari Adhie Massardi.

Ada satu negeri yang dihuni para bedebah.
Lautnya pernah dibelah tongkat Musa.
Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah.
Dari langit burung-burung kondor menjatuhkan bebatuan menyala-nyala.

Baca Juga: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Gelar Bimtek MICE

Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah?.
Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah.
Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah.
Atau menjadi kuli di negeri orang yang upahnya serapah dan bogem mentah.

Di negeri para bedebah.
Orang baik dan bersih dianggap salah.
Dipenjarakan hanya karena membuka masalah.
Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah.
Karena hanya penguasa yang boleh marah.
Sedangkan rakyatnya hanya bisa pasrah.

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah.
Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah.
Karena Tuhan tak akan mengubah surau kaum.
Kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya.

Baca Juga: Masya Allah, 3 Amalan Ini Paling Mudah Dilakukan di 10 Terakhir Ramadan, Bisa Mendatangkan Berkah Lho!

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah.
Usirlah mereka dengan revolusi.
Bila tak mampu dengan revolusi, dengan demonstrasi.
Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi.
Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan.
***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah